PT Dewata Freight International Tbk sepanjang tahun ini menargetkan laba bersih sebesar Rp1,8 miliar, naik 89% dari rugi sebesar Rp673 juta di tahun sebelumnya.
Direktur Keuangan PT Dewata Freight International Tbk, Nur Hasanah mengatakan bila di akhir 2018, perseroan menargetkan pendapatan sebesar Rp187,8 miliar, tumbuh 28,96% dibandingkan dengan perolehan pendapatan di 2017 senilai Rp145 miliar.
"Hingga 30 April 2018, total pendapatan senilai Rp58,872 juta. Angka ini naik 57,45% dibandingkan dengan periode yang sama 2017, yakni Rp21,481 juta," ujarnya dalam Public Expose Penawaran Umum Saham Perdana di Bursa Efek Indonesia (BEI), Senin (22/10/2018).
Ia menyatakan, untuk merealisasikan target tersebut, perseroan berencana mengerjakan beberapa proyek bersama entitas anak perseroan, yakni PT Dewata Makmur Bersama.
"Kami rencana mengembangkan IPP atau Independent Power Producer. Untuk di Lampung dan Tarakan, itu masing-masing kapasitasnya 15 megawatt," jelasnya.
Adapun besaran angka untuk pendanaan di Lampung, yaitu Rp70 miliar, dan di Tarakan sebesar Rp195 miliar. Ia menambahkan, pendanaan perseroan untuk IPP didapatkan dari penyertaan modal, dan sebagian dana lain dari pendanaan bank.
Direktur Utama PT Dewata Freight International Tbk, Bimada mengharapkan pengembangan IPP ini dapat membuat perseroan mengkreasi permintaan dari pihak yang terkait dengan kegiatan usaha perusahaan.
"Pendapatan perseroan di masa mendatang, juga semoga jadi lebih terukur," pungkasnya.
Hari ini, Senin (22/10/2018), PT Dewata Freight International resmi melelang 300 juta saham atau 26,97% dari modal ditempatkan dan disetor penuh perseroan setelah IPO dengan menetapkan saham di kisaran Rp120 hingga Rp165 per saham. Nantinya, dana perolehan dari IPO yang akan diterima perusahaan logistik ini sekitar Rp36 miliar hingga Rp49,5 miliar.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Nadya Zul El Nuha
Editor: Rosmayanti
Tag Terkait: