Cigna Indonesia meluncurkan Cigna Exclusive Protection Plus, produk perlindungan jiwa berjangka yang tidak hanya memberikan manfaat ketika terjadi risiko, tetapi juga memberikan kepastian finansial ketika tidak terjadi risiko.
Presiden Direktur Cigna Indonesia Herlin Sutanto saat peluncuran produk asuransi Cigna Exclusive Protection Plus, mengatakan bahwa produk ini menjadi jawaban kebutuhan masyarakat Indonesia yang cenderung memilih produk perlindungan yang tidak hanya memberikan manfaat jika risiko terjadi, namun juga jika risiko tidak terjadi. Produk ini memberikan manfaat uang pertanggungan hingga Rp20 miliar, serta pengembalian premi 160% hanya dalam jangka waktu 15 tahun.
"Cigna Indonesia hadir untuk membantu orang-orang yang kami layani meningkatkan kesehatan, kesejahteraan, dan rasa aman mereka. Kami percaya produk perlindungan jiwa merupakan salah satu rasa aman yang dapat kita miliki karena kita percaya bahwa keluarga yang kita cintai tetap sejahtera, terlepas dari segala risiko dalam hidup," ujar Herlin dalam keterangan resminya, di Jakarta, Selasa (23/10/2018).
Herlin Sutanto menjelaskan, menurut survei skor kesejahteraan yang dilakukan Cigna di awal 2018, sebanyak 79% masyarakat Indonesia merasa bahwa asuransi itu penting untuk melindungi diri mereka dan keluarga dari risiko finansial. Karena itulah, 69% masyarakat Indonesia mengungkapkan bahwa mereka ingin membeli asuransi tahun ini.
Chief Distribution Officer Cigna Indonesia Dini Maharani menjelaskan, pada produk terbaru ini, nasabah cukup membayar premi selama lima tahun untuk mendapatkan perlindungan selama 15 tahun. Nasabah bisa mendapatkan manfaat perlindungan hingga Rp20 miliar dan pengembalian premi sebesar 160% dari total premi yang dibayarkan di akhir masa perlindungan, jaminan premi tetap selama pembayaran premi, serta kesempatan untuk nonton gratis setiap bulan.
"Manfaat yang kami tawarkan beragam, mulai dari manfaat perlindungan jika risiko terjadi, manfaat premi kembali jika risiko tidak terjadi, hingga manfaat bulanan berupa kesempatan untuk nonton gratis," ujar dia.
Dini meyakini solusi itu merupakan solusi yang saling menguntungkan bagi nasabah Cigna.
Sementara itu, pengamat perilaku sosial dari Universitas Indonesia (UI) Devie Rahmawati yang menjadi salah satu pembicara pada peluncuran produk asuransi Cigna ini mengatakan, mayoritas masyarakat Indonesia cenderung memilih produk asuransi yang memiliki manfaat pengembalian premi. Hal itu sesuai dengan karakter orang Indonesia tentang bisnis investasi atau asuransi.
"Ada dua karakter orang Indonesia, yakni cepat terangsang dan cepat ingin dapat hasil. Dua karakter ini yang membuat penetrasi perlindungan asuransi di Indonesia belum meluas," ujar Devie Rahmawati.
Devie menjelaskan, untuk karakter pertama, orang Indonesia cepat terangsang untuk membeli saat mendapat penawaran. Namun, saat ditagih untuk membayar, kebanyakan langsung mundur. Sedangkan karakter kedua, orang Indonesia ingin cepat mendapat hasil, makanya sulit untuk investasi jangka panjang atau pun asuransi.
"Orang Indonesia ingin cepat mendapatkan manfaat. Mereka masih memprioritaskan sesuatu yang cepat dapat di depan mata, bisa dilihat, diraba, dan dirasakan. Ini juga karena literasi keuangan masih rendah," tambahnya.
Makanya, kata Devie, industri asuransi perlu terus meningkatkan literasi keuangan dan mensosialisasikan pentingnya proteksi. Perlu waktu untuk mengedukasi publik. Soalnya, lanjut dia, menjual produk bukan hanya jualan, tetapi bagaimana mengedukasi terlebih dulu.
"Kalau sudah teredukasi, pasti produknya dibeli," tambah dia.
Pada kesempatan itu, Herlin menyatakan optimismenya pada pertumbuhan kinerja perusahaan, termasuk peluang bisnis di tahun depan.
"Pencapaian masih positif hingga akhir tahun. Kami berpacu pada produk proteksi yang lebih banyak ke proteksi kesehatan dan jiwa. Tetapi, tidak menutup kemungkinan memperbaiki produk dari sisi investasi," tambah dia.
Hal tersebut juga akan dilanjuti pada tahun depan. Memang, kata Herlin, berdasarkan survei, ada peningkatan kebutuhan kaum senior. Hasil survei itu akan menjadi pertimbangan Cigna di Indonesia untuk menghadirkan produk untuk para kaum senior atau usia matang.
Ia menambahkan, walaupun banyak pihak mengkhawatirkan akan tahun politik di 2019, tetapi Cigna masih memiliki optimisme tinggi. Apalagi melihat penetrasi industri asuransi jiwa yang masih rendah.
Berdasarkan data Asosiasi Asuransi Jiwa Indonesia (AAJI), penetrasi asuransi jiwa mencapai 7,1%. Kepala Departemen Hubungan Internasional AAJI Nelly Husnayati mengatakan, angka penetrasi itu dilihat dari besarnya jumlah tertanggung perorangan terhadap jumlah penduduk. Total tertanggung industri asuransi jiwa pada kuartal IV-2017 sebesar 65,53 juta orang atau tumbuh 14,5%.
"Penetrasi di Indonesia masih sangat rendah, jadi peluang masih besar. Pertumbuhan juga akan terus berkembang. Tahun depan adalah tahun politik, tetapi kami dan pelaku industri asuransi akan terus memberikan solusi," tambah Herlin.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Annisa Nurfitri
Editor: Rosmayanti
Tag Terkait: