Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Tantangan dan Peluang Industri Kelapa Sawit Indonesia

Tantangan dan Peluang Industri Kelapa Sawit Indonesia Kredit Foto: Antara/Raisan Al Farisi
Warta Ekonomi, Jakarta -

Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas), Bambang PS Brodjonegoro mengatakan, tantangan saat ini adalah menyertakan prinsip-prinsip SDGs dalam proses bisnis perusahaan kelapa sawit. 

Bambang menjelaskan bahwa kinerja produksi kelapa sawit Indonesia selama ini dihasilkan oleh sekitar 14,3 juta hektare perkebunan kelapa sawit dengan pengusahaan perkebunan kelapa sawit sebagian besar dilakukan oleh swasta (54%) dan masyarakat (41%). 

"Dengan demikian, segala upaya pembangunan kelapa sawit Indonesia harus memperhatikan masukan dan peran pihak swasta dan pekebun rakyat skala kecil," katanya dalam siaran pers yang diterima di Jakarta, Kamis (1/11/2018).

Peran kedua stakeholders utama ini, lanjutnya, sangat penting dalam penerapan prinsip no one left behind dan inklusivitas di sektor perkebunan kelapa sawit dalam pelaksanaan SDGs.

Keterkaitan komitmen SDGs dengan pembangunan kelapa sawit sangat erat. Salah satu tantangan dalam pembangunan kelapa sawit adalah mengentaskan kemiskinan dan mengatasi isu ketimpangan pendapatan bagi sekitar 16,2 juta orang yang bekerja langsung maupun tidak langsung di perkebunan kelapa sawit.

Untuk meningkatkan produktivitas kelapa sawit, menurutnya, dibutuhkan pengelolaan perkebunan kelapa sawit yang lebih baik, di antaranya melalui kebijakan Biodiesel B20, serta memodernisasi good management practices. 

"Pembangunan kelapa sawit perlu juga ditempatkan pada konteks yang lebih luas, yaitu agribisnis sebagai leading sektor pembangunan nasional, dimana andil agribisnis memastikan pencapaian SDGs, dalam banyak dimensi lintas sektor," katanya. 

Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional berharap bahwa kedepannya para pengusaha kelapa sawit dapat menyusun laporan keberlanjutan yang memuat keberlanjutan dari sisi sosial, ekonomi dan lingkungan hidup, sehingga suatu hari nanti dapat tercipta sustainable cooking oil of Indonesia.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Rosmayanti
Editor: Rosmayanti

Bagikan Artikel: