Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Genderowo Ala Sandiaga Bikin Golkar 'Iri'?

Genderowo Ala Sandiaga Bikin Golkar 'Iri'? Sandiaga Uno, Capres no. 2 | Kredit Foto: Sufri Yuliardi
Warta Ekonomi, Jakarta -

Calon wakil presiden nomor urut 02, Sandaiga Uno mengandalkan isu ekonomi sebagai senjata melawan petahana di Pilpres 2019. Bahkan beberapa istilah yang dikemukakan Sandi, selalu menyinggung masalah ekonomi. Salah satunya yakni genderuwo ekonomi untuk menanggapi istilah genderuwo yang dilemparkan Joko Widodo beberapa waktu lalu.

Menanggapi hal itu, Ketua DPP Golkar, Ace Hasan Syadzily, heran dengan pernyataan-pernyataan Sandi. Ia menilai pernyataan itu hanya untuk mendapatkan simpati publik. Padahal, isunya berbeda dengan kenyataan

"Kami tahu bahwa tujuan dari narasi itu adalah bagian dari mencari simpati rakyat. Namun apakah harus dengan cara begitu kita ingin mendapat simpati rakyat yang justu merugikan rakyat itu sendiri," ujarnya di Jakarta, Selasa (13/11/2018).

Menurutnya, menyampaikan pandangan politik yang berbeda dalam melihat situasi saat ini adalah lumrah, dan menjadi bagian dari proses demokrasi. Namun, menciptakan ketakutan ekonomi sangat membahayakan bagi rakyat itu sendiri.

Ace menjelaskan, pernyataan kubu Prabowo-Sandi seperti harga chicken rice di Singapura lebih murah ketimbang Jakarta, harga kebutuhan pokok di pasar dan lain sebagainya, tak sesuai dengan fakta di lapangan. Sebab lanjutnya, di era Jokowi justru harga-harga kebutuhan pokok cenderung stabil, sebagaimana data inflasi yang selalu terkendali selama pemerintahan Jokowi.

"Pak Jokowi telah mengecek langsung di pasar untuk memastikan harga-harga kebutuhan pokok itu apakah sesuai dengan yang dituduhkan, ternyata tidak," katanya.

Sebelumnya, pernyataan Presiden Jokowi mengenai politik genderuwo ditanggapi serius oleh calon wakil presiden nomor urut 02, Sandiaga Uno. Sandi meminta pemerintah mewaspadai genderuwo ekonomi, seperti genderuwo ekonomi rente, genderuwo pangan, serta genderuwo-genderuwo yang membuat ekonomi negeri ini lemah dan tidak mandiri.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Irfan Mualim
Editor: Irfan Mualim

Bagikan Artikel: