Program Diplomat Success Challenge (DSC) milik PT Wismilak Inti Makmur Tbk (WIIM) yang didukung Wismilak Foundation sebagai salah satu ajang kompetisi wirausaha, melalui Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Bidang Usaha Mikro, Kecil dan Menengah-Industri Kecil dan Menengah (UMKM-IKM) dalam upaya memperoleh dana pinjaman bergulir dari Lembaga Pengelola Dana Bergulir Koperasi, Usaha Mikro, Kecil dan Mengengah (LPDB-KUMKM), Badan Layanan Umum (BLU) dari Kementerian Koperasi Usaha Mikro Kecil Menengah (KUMKM).
Hal tersebut dilakukan untuk pembinaan UMKM-IKM sampai akhirnya mereka layak memperoleh kredit dalam bentuk dana bergulir, berbunga rendah dari LPDB-KUMKM.
Ketua Apindo Bidang UMKM-IKM, Ronald Walla, yang juga penggagas dan konsisten menyelenggarakan DSC menyampaikan, selama delapan tahun penyelenggaraannya, sampai memasuki tahun ke-9 tahun 2018, keberadaan DSC adalah untuk memperkuat ekosistem kewirausahaan di Indonesia.
Dengan total pendaftar kompetisi DSC sejumlah 24.700 orang sampai 2017 ditambah 7994 peserta tahun ini sehingga mencapai lebih dari 32.000 an yang merupakan usaha mikro, kecil dan menengah adalah peluang bagi LPDDB-KUMKM untuk menyalurkan dana pinjamannya.
“Gayung pun bersambut. Ini suatu kolaborasi yang saling mendukung. Bukan hanya di tataran wacana, tapi sudah pada pelaksanaannya. Kami memiliki banyak data dari para pengusaha mikro, kecil dan menengah dari pendaftar DSC, dan LPDB-KUMKM memiliki dana yang memang dipersiapkan pemerintah khusus untuk mereka,” ujarnya, dalam keterangan resmi di Jakarta, Rabu (28/11/2018).
DSC sendiri memiliki alumni dari finalis DSC yang tergabung dalam Diplomat Entrepreneur Network (DEN). Sampai saat ini telah terhimpun sekitar 475 anggota DEN. DEN ini telah dibimbing dan didampingi oleh DSC dalam pengembangan usahanya, di mana mereka mendapat hadiah yaitu hibah modal usaha yang setiap tahun menanjak nilainya, dan beberapa tahun belakangan ini berjumlah total Rp2 miliar. Setelah hibah modal usaha terpakai semua, maka waktunya mandiri dengan pinjaman modal usaha dengan sistim konvensional maupun syariah yang bagi hasilnya rendah dari LPDB-KUMKM, papar Walla yang dalam kesempatan tersebut didampingi anggota Kemitraan Usaha Apindo, Edric Chandra.
“Itu sebabnya kami menargetkan sebanyak mungkin LPDB KUMKM dapat membiayai para DEN. Namun apabila LPDB- KUMKM dapat membiayai lebih dari Rp10 mililar, berarti kami harapkan lebih dari 10 DEN dapat memperoleh persetujuan dana bergulir dari LPDB - KUMKM. Asumsinya, apabila masing-masing DEN memperoleh Rp1 miliar, itu sudah luar biasa,” tegas Walla.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Annisa Nurfitri
Editor: Kumairoh