Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Go-Jek Optimis Teknologi Mampu Pecahkan Masalah Ketimpangan Ekonomi

Go-Jek Optimis Teknologi Mampu Pecahkan Masalah Ketimpangan Ekonomi Kredit Foto: Ning Rahayu
Warta Ekonomi, Semarang -

Go-Jek percaya bahwa pemanfaatan teknologi merupakan cara yang paling tepat untuk memecahkan masalah ketimpangan ekonomi.

Demikian yang disampaikan Astrid Kusumawardhani, VP Public Affairs Go-Jek dalam acara acara Sosialisasi Peraturan Otoritas Jasa Keuangan No.13/POJK.02/2018 tentang Inovasi Keuangan Digital di Sektor Jasa Keuangan, yang diselenggarakan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) di Semarang, Rabu (28/11/2018).

“Di sini kami gunakan teknologi untuk menyetarakan kesempatan berusaha, karena hal inilah yang sangat dibutuhkan oleh UMKM untuk mereka naik kelas," papar Astrid.

Astrid menambahkan, dengan semangat awal bahwa inovasi digital adalah langkah untuk mengembangkan ekosistem ekonomi kerakyatan, kini Go-Jek telah berhasil menghubungkan pengguna dengan lebih dari 1 juta mitra pengemudi, lebih dari 400 ribu merchant UMKM, serta lebih dari 30 ribu penyedia layanan lainnya di 167 kota dan kabupaten di Indonesia.

“Dengan ekosistem kami, Go-Jek membantu UMKM memperluas pasarnya, membantu pencatatan keuangan dan meningkatkan inklusi keuangan, serta menekan biaya operasional dengan adanya layanan yang lebih efisien," tambah Astrid.

Berdasarkan survey dari Lembaga Demografi Fakultas Ekonomi Bisnis Universitas Indonesia (LD FEB UI) tahun 2017, Go-Jek telah memberikan kontribusi sebesar Rp8,2 triliun terhadap perekonomian Indonesia yang disumbangkan melalui penghasilan mitra pengemudi dan Rp 1,7 triliun yang disumbangkan melalui penghasilan mitra UMKM. Para mitra UMKM ini pun mengalami peningkatan volume penjualan sebesar tiga kali lipat setelah mereka bergabung di Go-Food.

Menyadari bahwa terdapat banyaknya tantangan yang dihadapi UMKM Indonesia terutama dalam memulai bisnis dan meningkatkan skala bisnisnya, sejak tahun 2018 Go-Jek telah menginisiasi program pelatihan kewirausahaan bernama Go-Jek Wirausaha. Per November 2018, program percontohan (pilot program) ini telah dilakukan sebanyak 7 kali di 5 kota, dengan melibatkan hampir 700 UMKM.

"Dengan misi untuk memberikan dampak sosial yang semaksimal mungkin kepada masyarakat Indonesia dari Sabang sampai Merauke, Go-Jek menilai kolaborasi antara pelaku usaha, akademisi, organisasi masyarakat termasuk pemerintah merupakan kunci dalam tingkatkan ekonomi kerakyatan. Melalui solusi teknologi yang ditawarkan, kami berharap dapat menciptakan lebih banyak peluang bagi masyarakat untuk bisa meningkatkan perekonomian lokal dan merasakan kemudahan dalam menjalankan aktivitas sehari-hari,” jelas Astrid.

Hal ini diamini juga oleh Pemerintah Provinsi Jawa Tengah, yang diwakili oleh Asisten bidang Ekonomi Pembangunan Sekretariat Daerah Pemerintah Provinsi Jawa Tengah, Prijo Anggoro Budi Rahardjo, dalam kesempatan yang sama.

“Teknologi digital ini membantu. Dahulu jika ingin pesan Nasi Pecel Mbok Sador dari Simpang Lima, (harus) macet, (harus) cari parkir, sekarang kita bisa menggunakan Go-Food. Ekonomi kerakyatan sendiri selama dikelola dengan SDM yang bagus, tidak akan terpuruk, tidak akan pernah sepi. (Dengan teknologi) masyarakat diberi kesempatan memilih, mari kita mencari yang terbaik, mari kita sama-sama sejahterakan masyarakat, karena itu bukan tanggung jawab pemerintah semata, tetapi tanggung jawab kita semua," Prijo menjelaskan.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Ning Rahayu
Editor: Kumairoh

Bagikan Artikel: