Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Perlunya Pengetahuan Lebih untuk Kasus HIV-AIDS 

Perlunya Pengetahuan Lebih untuk Kasus HIV-AIDS  Kredit Foto: Istimewa
Warta Ekonomi, Medan -

Saat ini ada tiga tujuan besar yang ingin dicapai sebagai pencegahan dan pengendalian HIV-AIDS. Sehingga untuk mewujudkan penyelesaian kasus HIV-AIDS khususnya di Sumut maka banyaknya informasi untuk menambah pengetahuan terkait penyakit ini.

Focal Point Jaringan Indonesia Positif (JIP) Wilayah Kabupaten Deliserdang, Sumut, Antono mengatakan, banyak orang berpikiran penyakit AIDS menjadi momok yang menakutkan. Sehingga orang banyak berpikiran orang yang terjangkit akan cepat meninggal. 

"Dianggap bahwa penularan HIV ini gampang tertular. Padahal jika kita hanya bersentuhan biasa tidak akan tertular. Sehingga butuh pengetahuan masyarakat agar tidak salah menilai orang yang terjangkit AIDS," katanya, Rabu (5/12/2018).

Dikatakannya, untuk persentase masyarakat yang terjangkit HIV - AIDS khusus kabupaten Deliserdang, maka dilihat dari data jauh di angka estimasi karena masyakarat Deliserdang banyak mengakses pengetahuan tentang HIV dari kota Medan.

"Masyarakat banyak mencari informasi maupun pengobatan penyakit ini pergi ke Kota Medan dengan alasan rumah sakit di kota Medan lebih lengkap alat alat medisnya," ujarnya.

Dikatakannya, untuk di Sumut masih nol diskriminasi dalam penanggulangan HIV sehingga masih menjadi tantangan.

"Masih teringat jelas beberapa waktu lalu mengenai lima anak yang positif HIV di kabupaten Samosir, yang tidak diperbolehkan bersekolah seperti anak anak lainnya oleh masyarakat sekitar. Ini adalah tantangan kita dan pemerintah," ujarnya.

Noi diskriminasi menyoroti mengenai hak setiap orang bebas dari diskriminasi, tidak seorangpun boleh menghadapi diskriminasi karena persoalan umur, jenis kelamin, identitas gender, orientasi seksual, kecatatan, ras, status etnis, Bahasa, status kesehatan termasuk HIV, lokasi geografis, status ekonomi atau status sebagai migran atau karena alasan lainnya. 

"Persoalan diskriminasi yang terjadi justru kemudian melemahkan berbagai upaya penanggulangan HIV yang sudah dilakukan. Diskriminasi tidak akan hilang tanpa peran aktif dan tindakan dari semua orang untuk mengakhirinya," katanya.

Untuk itu, katanya, pemerintah maupun masyarakat yang peduli HIV-AIDS untuk sama sama dalam mengakhiri kecaman bagi mereka yang pemderita.

"Pengetahuan sangat diperlukan untuk mengetahui cara memposisikan bagi yang terjangkit maupun masyarakat yang sehat agar mereka yang terjangkit tetapa mendapatkan akses di daerah tempat tinggalnya," pungkasnya. 

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Khairunnisak Lubis
Editor: Vicky Fadil

Bagikan Artikel: