Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Apakah HIV Menyokong Perkembangan Covid-19 Varian Omicron? Ternyata...

Apakah HIV Menyokong Perkembangan Covid-19 Varian Omicron? Ternyata... Kredit Foto: Ist
Warta Ekonomi, Jakarta -

Seiring perbaikan keadaan dari pandemi Covid-19 yang gencar dilakukan banyak negara dengan melakukan vaksinasi, dunia kembali harus mengencangkan sabuk karena ada ancaman baru yakni Covid-19 varian Omicron (B.1.1.529).

Varian Omicron pun kini sudah resmi menjadi kategori Variant of Concern (VoC). Kategori VoC ini diberikan pada varian yang memang melahirkan angka penularan dan kematian pada manusia.

Yang lebih harus menjadi kewaspadaan bersama adalah Omicron ini tidak melewati atau menyandang status Variant of Interset (VoI) yang mana dari segi dampak berada di bawah kategori VoC.

Baca Juga: Ternyata Oh Ternyata... Diabetes Juga Bisa Merujuk pada Masalah Penyakit Kanker Pankreas, Kok Bisa?

Atas kondisi tersebut maka tidak salah jika ke khawatiran terhadap varian ini menjadi perhatian para ilmuan. Varian ini menyebabkan alarm global sejak diidentifikasi di Afrika Selatan. Varian ini memiliki lebih dari 50 mutasi.

Layaknya varian berbahaya lainnya, kekhawatiran lain terkait varian ini adalah dampaknya pada kondisi kesehatan tertentu, dalam hal ini kondisi kesehatan yang berkaitan dengan kekebalan tubuh seperti HIV (Human Immunodeficiency Virus). Lantas apakah HIV membuat Covid-19 varian Omicron lebih berkembang?

HIV dan Omicron

Salah satu teori yang berkembang tentang mengapa Omicron bisa secara cepat ‘menjangkit’ Afrika khsusunya afrika selatan adalah kasus HIV yang cukup tinggi di negara tersebut.

Mengutip laman Avert, sebuah badan amal yang berbasis di Inggris dan berfokus secara internasional, menggunakan komunikasi digital untuk membangun literasi kesehatan tentang HIV dan kesehatan seksual, Angka HIV di Afrika Selatan memang cenderung tinggi.

Baca Juga: Nggak Nyangka! Cocok Cegah Diabetes, Ternyata Biji Buah Ini Mampu Menurunkan Lonjakan Gula Darah

Afrika Selatan memiliki epidemi HIV terbesar dan paling terkenal di dunia, dengan perkiraan 7,7 juta orang hidup dengan HIV pada tahun 2018.

Afrika Selatan menyumbang sepertiga dari semua infeksi HIV baru di Afrika selatan. Pada tahun 2018, ada 240.000 infeksi HIV baru dan 71.000 orang Afrika Selatan meninggal karena penyakit terkait AIDS.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Bayu Muhardianto
Editor: Bayu Muhardianto

Bagikan Artikel: