Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Kopmas Desak Kemenkes Amankan Stok ARV

Kopmas Desak Kemenkes Amankan Stok ARV Gedung Kementerian Kesehatan | Kredit Foto: Sufri Yuliardi
Warta Ekonomi, Jakarta -

Ketua Koalisi Perlindungan Kesehatan Masyarakat (Kopmas), Arif Hidayat mendesak Kementerian Kesehatan memastikan ketersediaan obat antiretroviral (ARV) jenis Tenofovir, Lamivudine, dan Efavirenz (TLE) bagi penderita HIV/AIDS mencukupi.

"Dengan demikian orang dengan HIV-AIDS atau ODHA bisa tetap produktif serta dapat meningkatkan kualitas hidupnya," kata Arif sebagaimana tertuang dalam keterangannya di Jakarta, Jumat (14/12/2018).

Desakan Kopmas tersebut mencuat menyusul adanya simpang siur informasi perihal ketersediaan obat ARV di Indonesia. Kementrian kesehatan mengklaim stok ARV jenis TLE mencukupi.

Menurut Direktur Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Menular Langsung Kementerian Kesehatan, Wiendra Woworuntu, Global Fun memasok 220.000 botol obat untuk ODHA untuk kebutuhan sampai Maret 2019. Bahkan, Kementerian Kesehatan telah mengajukan tambahan 29.000 botol untuk kebutuhan sampai Juni 2019.

Namun, ARV Community Officer Indonesia AIDS Coalition, Irwandy Widjaja punya catatan berbeda. Menurutnya, stok ARV jenis TLE belakangan menipis di sejumlah daerah, seperi Medan, Surabaya, Semarang dan Makasar.

Arif menegaskan bahwa ketersediaan ARV benar menipis, maka hal tersebut merupakan "ancaman" bagi para ODHA.

"Jumlah virus HIV dalam tubuh mereka akan bertambah, kebebalan tubuh mereka tentu semakin menurun," katanya.

Karenanya Kopmas mendesak Kementerian Kesehatan untuk memastikan stok ARV betul–betul mencukupi. Selama ini, pemerintah menyedikan ARV secara cuma–cuma bagi para ODHA di rumah sakit dan puskemas yang ditunjuk.

Kekhawatiran Kopmas bukan tanpa alasan. Sebab, menurut Direktur Eksekutif Indonesia AIDS Coalition, Aditya Wardana, belakangan ini kerap kali terjadi kekurangan stok ARV.

Sampai sat ini HIV/AIDS masih menjadi persoalan serius di Indonesia. Ketika di banyak negara penularan HIV menunjukkan penurunan, di Indonesia justru sebaliknya.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Rosmayanti

Bagikan Artikel: