Cawapres Sandiaga menyebut pernyataan Capres Prabowo Subianto soal selang cuci darah di Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM) yang dipakai sampai 40 kali dikarenakan BPJS Kesehatan yang defisit. Hal itu membuat Direktur Utama BPJS Kesehatan, Fachmi Idris angkat bicara.
Fachmi menjelaskan BPJS Kesehatan memiliki mekanisme untuk menjamin layanan kesehatan peserta program JKN-KIS memenuhi standar baku kesehatan, termasuk tentang penggunaan selang untuk cuci darah.
Menurutnya, pernyataan Sandiaga juga telah dibantah oleh RSCM. RSCM telah menjamin bahwa selang hanya digunakan sekali saja.
"Seperti diberitakan, Pak Sandiaga S Uno kemudian menjelaskan bahwa poin yang ingin disampaikan adalah soal defisit dan penghitungan biaya pelayanan kesehatan oleh BPJS Kesehatan. Tentang hal ini, perlu kami jelaskan bahwa masalah selang untuk cuci darah tak ada kaitan dengan masalah defisit," terangnya di Jakarta, Jumat (4/1/2019).
Selain itu, BPJS Kesehatan memiliki aktuaris yang telah menghitung kebutuhan Dana Jaminan Sosial tentang defisit dan penghitungan layanan jaminan kesehatan.
"Jumlah kebutuhan dana layanan kesehatan sesuai dengan hitungan aktuaris kami," katanya.
Ia menegaskan, sebagai lembaga negara dan dibentuk melalui undang-undang serta merupakan amanat konstitusi Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945, maka pemerintah selalu siaga untuk menutup jika ada kekurangan dana.
Sebelumnya, Sandiaga menyebut esensi pernyataan Prabowo soal mendapat laporan selang cuci darah di RSCM dipakai sampai 40 kali adalah kondisi BPJS Kesehatan yang defisit. Selain mengalami defisit, kata Sandi, BPJS Kesehatan tidak bisa menghitung secara rinci kebutuhan layanan kesehatan untuk masyarakat.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Irfan Mualim
Editor: Irfan Mualim