Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Neraca Dagang Defisit US$8,57 Miliar, Terburuk Sepanjang Sejarah!

Neraca Dagang Defisit US$8,57 Miliar, Terburuk Sepanjang Sejarah! Pelindo II (Persero) atau IPC terus mengoptimalkan penggunaan teknologi informasi dan melakukan modernisasi infrastruktur dan suprastruktur pelabuhan, sebagai upaya menekan biaya logistik di Tanah Air, | Kredit Foto: Sufri Yuliardi
Warta Ekonomi, Jakarta -

Setelah sukses mencetak surplus dalam tiga tahun terakhir (2015-2017), neraca perdagangan Indonesia sepanjang 2018 mengalami defisit US$8,57 miliar. Capaian ini merupakan terburuk sepanjang sejarah Indonesia.

Kepala Badan Pusat Statistik (BPS), Suhariyanto, mengatakan bila ditarik ke belakang , defisit neraca perdagangan tahun 1975 sebesar US$391 juta, 2012 defisit US$1,7 miliar, 2013 defisit US$4,08 miliar dan 2014 defisit US$2,20 miliar. Sementara 2015 hingga 2017 mengalami surplus masing sebesar US$7,67 miliar, US$8,48 miliar, danUS$ 11,84 miliar.

“Iya ini (US$ 8,57 miliar) terbesar defisitnya,” kata Kecuk sapaan akrabnya dalam konferensi pers di Jakarta, Selasa (15/1/2019).

Kecuk mengatakan defisit 2018 terutama dipicu migas sementara non migasnya surplus. Defisit migas dipicu minyak mentah dan hasil minyak sementara gas mengalami surplus.

“Jadi ke depan pergerakan harga minyak berpengaruh besar pada neraca perdgangan kita,” tambahnya.

BPS lanjut dia mencatat nilai ekspor secara kumulatif (Januari–Desember 2018)  adalah US$180,06 miliar atau meningkat 6,65 % dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya. Sementara nilai impor kumulatif (Januari–Desember 2018) adalah US$188,63 miliar atau meningkat 20,15% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya.

“Impor bahan baku memiliki kontribusi 75% dari seluruh total impor diikuti barang modal sebesar 15% dan konsumsi 9%,”pungkasnya.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Boyke P. Siregar
Editor: Kumairoh

Bagikan Artikel: