Pemerintah menyiapkan pendidikan dan pelatihan vokasi untuk kebutuhan sumber daya manusia di Bandara New Yogyakarta International Airport (NYIA) yang segera beroperasi terbatas mulai April 2019.
"Pemerintah membantu pengembangan pendidikan dan vokasi untuk pelabuhan udara baru di Kulon Progo agar yang diajarkan nanti tidak perlu kemana-mana," kata Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Darmin Nasution, saat melakukan kunjungan ke Badan Latihan Kerja (BLK) Kulon Progo di Yogyakarta, Sabtu (20/1/2019).
Darmin menjelaskan keberadaan bandara internasional ini tidak hanya mempermudah akses bagi masyarakat dan meningkatkan pertumbuhan ekonomi namun juga mampu menyediakan lapangan kerja khususnya bagi masyarakat sekitarnya. Untuk itu, tambah dia, kesiapan sumber daya manusia lokal melalui keberadaan BLK menjadi penting karena bandara tersebut membutuhkan tenaga kerja baru terampil yang sesuai dengan kebutuhan serta untuk mendukung kinerja sektor pariwisata.
"Dengan adanya infrastruktur, maka pekerjaan akan bertambah, belum lagi pesawat berbadan lebar yang masuk dari negara lain, tidak hanya dari Singapura dan Malaysia, tapi juga China dan India. Itu berarti pariwisata akan naik berkali lipat dari selama ini," katanya.
Tenaga baru lokal itu telah disiapkan melalui BLK Kulon Progo yang menjadi salah satu proyek uji coba revitalisasi BLK di sekitar bandara, untuk memenuhi kebutuhan industri dengan sumber daya manusia berkualitas dan kompeten yang bernilai tambah.
"BLK Kulon Progo diharapkan mampu mempermudah proses alih profesi masyarakat yang sebelumnya menjadi petani dan petambak di wilayah yang sudah digunakan untuk pembangunan infrastruktur, untuk menjadi tenaga kerja yang lebih 'high-skill oriented' agar dapat meningkat kesejahteraan," ujarnya.
Saat ini terdapat 285 peserta BLK Kulon Progo yang sudah mendapatkan pelatihan atau mengikuti diklat yang terkait dengan operasional bandara seperti reservasi ticketing, cargo handling, porter handling maupun customer service airport.
Keberadaan bandara internasional ini diharapkan bisa menciptakan lapangan kerja hingga 15.000 orang dan menekan angka pengangguran di Kulon Progo yang saat ini telah tercatat 1,45 persen atau yang terendah di wilayah Daerah Istimewa Yogyakarta.
New Yogyakarta International Airport atau Bandara Kulon Progo merupakan salah satu proyek infrastruktur pemerintah yang masuk Proyek Strategis Nasional (PSN) seluas 587,2605 hektar untuk menggantikan Bandara Adi Sutjipto yang mulai melebihi kapasitas.
Bandara internasional ini mempunyai kapasitas penumpang sebanyak 14 juta orang pertahun, atau delapan kali lipat lebih banyak dibanding bandara Adi Sutjipto yang hanya menampung sebesar 1,7 juta penumpang per tahun. Selain itu, bandara yang memulai pembangunan sejak Januari 2017 ini mempunyai panjang landasan pacu mencapai 3.250 meter yang akan mampu melayani jenis pesawat komersil besar, seperti Airbus A380 ataupun Boeing 777. Pemerintah telah menyiapkan beberapa infrastruktur pendukung di sekitar bandara seperti underpass jalan jalur lintas selatan sepanjang 1.100 meter, kereta api bandara, mobile tower Airnav maupun ketersediaan air dan listrik. Meski siap beroperasi secara terbatas pada April 2019 untuk penerbangan internasional, namun bandara ini direncanakan baru bisa operasional sepenuhnya pada akhir Desember 2019, atau lebih lebih cepat dari proyeksi awal Juli 2020.
Pada tahap operasional sebagian, proyek bandara bagian airside telah tuntas sepenuhnya 100 persen, dengan penyelesaian area landslide, seperti fasilitas pendukung seperti lahan parkir, dilakukan secara paralel sampai bandara ini dapat beroperasi secara penuh.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Kumairoh