Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Hoaks Si Perusak Demokrasi

Hoaks Si Perusak Demokrasi Ketua Umum Partai Solidaritas Indonesia (PSI) Grace Natalie (ketiga kiri) bersama Sekjen Raja Juli Antoni (kedua kiri), Bendahara Suci Mayang Sari (kiri) dan Pejabat Partai lainnya menunjukkan dokumen pendaftaran Calon Legislatif PSI di kantor DPP PSI, Jakarta, Minggu (27/8). PSI secara resmi membuka pendaftaran bagi warga Indonesia untuk maju sebagai anggota DPR pada pemilu 2019 mendatang. | Kredit Foto: Antara/Muhammad Adimaja
Warta Ekonomi, Jakarta -

Politisi Partai Solidaritas Indonesia (PSI) Guntur Romli mengatakan, informasi yang memalsukan kebenaran (hoaks) merupakan perusak demokrasi yang berbahaya.

Sebab hoaks sebagai informasi yang telah dimanipulasi untuk tujuan tertentu tersebut dapat dengan cepat disebarkan melalui sosial media dan dapat dipercaya oleh masyarakat, kata Guntur Romli dalam diskusi menjaga demokrasi dari bahaya hoaks di Jakarta, Selasa (22/1/2019).

"Sekarang ini kebenaran adalah informasi yang viral di media sosial. Orang lebih percaya informasi yang viral di media sosial. Kebenaran tidak lagi ditentukan oleh fakta, demokrasi terancam oleh hoaks," katanya.

Demokrasi sebagai salah satu sistem yang menyerap aspirasi masyarakat dalam beroperasi akan sangat dirugikan, bila kemudian hoaks yang dipercayai masyarakat.

Sementara fakta yang sebenarnya justru tersisihkan. Akibatnya, hoaks yang biasanya bermuatan menyebar kebencian akan menggerus mutu demokrasi dan bahkan dapat terancam keberlangsungannya.

Kebencian yang menyebar juga akan membuat masyarakat terpecah belah, dan membahayakan persatuan dan kesatuan bangsa.

Untuk itu, menurut dia, salah satu upaya penting adalah membentengi masyarakat dengan kemampuan literasi yang lebih baik. Kemampuan masyarakat untuk melakukan cek dan ricek kembali (tabayun) terhadap informasi yang diperoleh.

Pengamat politik Islam Mulawarman Hannase mengatakan konflik dan ketegangan dalam dunia Islam seringkali diakibatkan oleh informasi yang dimanipulasi (hoaks).

Ia mencontohkan hoaks oleh Amerika Serikat tentang adanya senjata pemusnah massal yang dimiliki oleh Irak. Hoaks tersebut digulirkan melalui media massa. Dengan alasan ada informasi senjata pemusnah massal tersebut Amerika Serikat menyerang Irak. Hasilnya Irak porak poranda.

Ketua Bidang Keagamaan Himpunan Mahasiswa Pascasarjana Indonesia Fadhly Azhar dalam diskusi tersebut mengatakan, literasi masyarakat adalah hal utama dalam melawan hoaks.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Vicky Fadil

Bagikan Artikel: