Real Estate Indonesia (REI) menyatakan optimistis sektor properti tetap tumbuh signifikan di tahun 2019. Sekretaris Jenderal DPP REI, Paulus Totok Lusida mengatakan optimisme tersebut didasari akan rampungnya beberapa proyek infrastruktur yang akan secara langsung meningkatkan daya beli masyarakat.
“Kita harus optimis sektor properti dapat tumbuh. Awal April infrastruktur hampir semuanya selesai,”Kata Paulus dalam diskusi Property Outlook 2019 di Jakarta, Kamis (23/1/2019).
Paulus mengatakan selesainya beberapa proyek infrastruktur khususnya transportasi massal misalnya akan memicu pertumbuhan kawasan hunian berbasis TOD atau konsep pengembangan properti yang terintegrasi dengan jaringan transportasi publik.
“Konsep TOD ini akan semakin dimintai konsumen . Memang TOD yang ada diseluruh Indonesia dikuasai properti BUMN . Tidak ada satupun swasta diberikan kesempatan . Tapi itu (TOD) pasti tumbuh,” tambahnya.
Ia mengakui bahwa sepanjang 2018 sektor properti mengalami tantangan berat terutama sepanjang Januari- Agustus. Meski demikian bisnis properti masih diselamatkan oleh naikknya penjualan rumah bagi masyarakat berpenghasilan rendah (MBR).
“Kita sampai dengan Agustus berat sekali. Apalagai untuk tipe rumah yang mewah. Jadi kalau dibilang naik kenaikannya dibantu oleh rumah MBR,” tambahnya.
Pandangan sama dikatakan Country General Manager Rumah123.com Ignatius Untung. Ia mengatakan, meski memasuki tahun politik, bisnis properti justru akan semakin membaik. Oleh karena itu, para pencari properti justru disarankan untuk melakukan pembelian di 2019.
"Pasar properti yang masih melambat sejak 2015 membuat harga properti terlihat lebih terjangkau dibandingkan beberapa tahun sebelumnya. Hal ini memperkuat alasan mengapa ini adalah waktunya membeli properti (di tahun ini)," kata Ignatius.
Ia mengungkapan berdasarkan data milik Badan Kebijakan Fiskal (BKF) menunjukkan sektor konstruksi dan sektor real estate diperkirakan tetap tumbuh stabil.
Kondisi ini sejalan dengan progress investasi di sektor bangunan serta keberlanjutan penyediaan infrastruktur serta program perumahan rakyat. Bahkan, BKF mencatat penerimaan sektoral properti meningkat 6,9% dari tahun 2017 ke tahun 2018.
"Kebijakan loan to value dari Bank Indonesia yang membuat bunga kredit kepemilikan rumah masih dalam presentase yang terbilang bersahabat dapat memudahkan para konsumen properti melakukan pembelian," pungkasnya.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Boyke P. Siregar
Editor: Kumairoh
Tag Terkait: