Proyek mobil Esemka dikritik oleh mantan sekretaris BUMN, Said Didu, bahkan menyebut proyek tersebut fiktif. Juru bicara Tim Kampanye Nasional (TKN) Jokowi-Ma'ruf Amin, Ace Hasan Syadzily, mengatakan pernyataan tersebut merupakan isu lama yang didaur ulang untuk menjatuhkan Jokowi.
Karena itu, ia menduga kubu rival kebingungan mencari isu yang tajam untuk menyerang Jokowi, sehingga isu yang pernah dipakai saat Pilkada DKI Jakarta dan Pilpres 2014 kembali dimunculkan. Namun dirinya yakin isu itu tidak mempan lantaran mobil Esemka tidak ada hubungannya dengan pemerintahan Jokowi.
"Pak Jokowi tidak pernah mengatakan itu program saat dia menjadi presiden di Pilpres 2014. Isu ini murni buatan dan karangan kubu Prabowo yang digunakan untuk menjatuhkan Pak Jokowi. Tapi strategi itu gagal total, rakyat tidak percaya dengan narasi yang manipulatif dari Prabowo," ujarnya di Jakarta, Kamis (24/1/2019).
"Pak Jokowi beberapa waktu lalu menegaskan bahwa mobil Esemka adalah industri mandiri (swasta, bukan milik pemerintah) dan mobil Esemka bukan merupakan program pemerintah atau janji Jokowi," lanjutnya.
Ia menambahkan, mobil Esemka memang sudah melekat dengan Jokowi sejak ia menjadi Wali Kota Solo. Bahkan pernah menjadikan mobil Esemka sebagai kendaraan dinas. Hal itu untuk memberikan apresiasi sekaligus mendukung hasil kreasi anak bangsa.
"Tetapi saat itu, sejak di Solo, mobil Esemka memang tidak dimiliki pemerintah, melainkan milik sebuah sekolah yang bekerja sama dengan industri swasta. Pemerintah hanya memberi support dari segi regulasi. Pada September 2012, mobil Esemka akhirnya lulus uji emisi dan gas buang Kementerian Perhubungan. Setelah itu, mobil Esemka mencari mitra untuk membuat perusahaan," tutupnya.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Irfan Mualim
Editor: Irfan Mualim