Harusnya Kubu Prabowo Ajak Masyarakat Hentikan Isu Kebangkitan PKI, Bukannya...
Juru bicara Tim Kampanye Nasional Jokowi-Ma'ruf, Ahmad Basarah merespons tegas pernyataan adik Prabowo, Hashim Djojohadikusumo yang mengatakan pihaknya menerima dukungan dari semua golongan, termasuk dari keluarga PKI.
Menurutnya, pernyataan Direktur Komunikasi dan Media Badan Pemenangan (BPN) Prabowo-Sandiaga tersebut itu adalah pernyataan normatif lantaran memang tidak adanya larangan bagi keturunan PKI untuk menggunakan hak pilihnya.
Lantas, ia menyayangkan pernyataan Hashim yang tidak mengajak masyarakat untuk menghentikan isu Kebangkitan PKI. "Pernyataan Hashim harusnya dilengkapi dengan ajakan kepada semua pihak, agar menghentikan isu kebangkitan PKI dan Komunis, termasuk yang menuduh pihak-pihak tertentu sebagai PKI dan Komunis yang tidak berdasar atas fakta dan kebenaran," katanya dalam keterangan yang diterima di Jakarta, Kamis (31/1/2019).
Baca Juga: Dituduh PKI, Jokowi: Saya Sabar dan Senyum Saja
Baca Juga: Ternyata, Adik Prabowo Buka Kedok Sendiri
Lanjutnya, pelarangan PKI dan ajaran komunisnya di Indonesia sudah final dan telah menjadi konsensus bangsa Indonesia, sebagaimana diatur dalam ketentuan TAP MPRS No XXV Tahun 1966 dan diperkuat lagi oleh TAP MPR No I Tahun 2003.
"Sementara saat ini, MPR sudah tidak lagi memiliki wewenang untuk membuat TAP MPR yang bersifat mengatur umum (regheling), termasuk tidak lagi memiliki wewenang untuk mencabut sebuah TAP MPR. Dengan demikian TAP MPRS No XXV tahun 1966 dan TAP MPR No I Tahun 2003 tersebut bersifat permanen alias berlaku selamanya," ungkapnya.
Oleh karena itu, propaganda isu kebangkitan PKI hanya akan melibatkan generasi bangsa saat ini yang tidak tahu apa-apa tentang PKI dan Komunis, yang sudah menjadi bagian dari masa lalu itu. Di mana, lanjutnya seakan-akan harus menanggung dosa waris atas konflik politik orang tua mereka pada masa lalu.
"Di sisi lain, menggembor-gemborkan isu kebangkitan komunis itu sendiri, secara tidak disadari, bagi generasi mileneal yang karakteristiknya serba ingin tahu tersebut, malah justru membuat mereka menjadi ingin tahu dan mencari-cari tentang ajaran komunis itu sendiri," tukasnya,
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Vicky Fadil