Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Bagaimana Peran Teknologi dalam Industri Hiburan?

Bagaimana Peran Teknologi dalam Industri Hiburan? Kredit Foto: Tanayastri Dini Isna
Warta Ekonomi, Jakarta -

Badan Ekonomi Kreatif (Bekraf) menilai semua subsektor dalam ekonomi kreatif sudah berkaitan dengan ekonomi digital, termasuk industri hiburan. Tak hanya itu, lembaga pemerintahan itu pun menganggap teknologi dapat mengakselerasi kontribusi ekonomi kreatif terhadap PDB nasional.

Berdasarkan data Bekraf yang merujuk laporan OPUS Outlook 2019, kontribusi ekonomi kreatif terhadap perekonomian nasional mencapai 7,44%. Angka itu diproyeksikan akan terus meningkat. Terlebih, dengan adanya pemanfaatan platform digital.

"Ekonomi kreatif menyumbang sekitar Rp920 triliun terhadap PDB pada 2016 dan proyeksinya akan terus meningkat. Teknologi akan membantu proses akselerasinya," ujar Wakil Kepala Bekraf, Ricky Joseph Pesik, Kamis (31/1/2019), di Auditorium Go-Learn, Jakarta.

Dari 16 subsektor dalam ekonomi kreatif, 90% di antaranya berhubungan dengan festival, eksibisi, dan kegiatan yang berkaitan dengan industri hiburan. Tingkat pertumbuhannya pun berada di atas perekonomian nasional.

Ricky berujar, "Sejak 2016 hingga 2018, tingkat pertumbuhan ekonomi kreatif di atas 5%. Lebih signifikan lagi sejak kehadiran teknologi."

Pernyataan Ricky terbukti dalam proyeksi tren industri hiburan selama 2019. Dalam proyeksi berdasarkan riset dan data itu, teknologi dinilai menjadi kunci penting dalam revolusi industri hiburan di tahun ini.

Pada kesempatan yang sama, VP Business Development Loket, Anvid Erdian mengungkap, "Di layanan tiket, sistem online-to-offline (O2O) sudah mulai banyak digunakan, terutama pada masyarakat yang belum memiliki akses ke pembayaran digital. Hasilnya, di platform kami, penjualan tiket online meningkat empat kali lipat."

Lebih lanjut, teknologi data analytic juga berperan strategis dalam konversi baru penyelenggaraan acara. Melalui analisis data, penyelenggara bisa menentukan target acaranya dengan lebih spesifik. Biaya untuk memasarkan dan menjual tiket pun bisa berkurang.

"Jadi, bisa memahami pola orang membeli tiket dan hiburan. Kapan waktu terbaik untuk menjual tiket, kota yang menjual tiket terbanyak, tipe pembayaran yang paling banyak digunakan hingga produk favorit yang dibeli selama acara berlangsung," jelas Anvid kepada Warta Ekonomi.

Belum lagi, penetrasi pengguna internet di Indonesia yang tinggi. Segala transaksi yang berlangsung di telepon genggam pintar mampu memudahkan pengalaman pengguna. Penyelenggara acara dalam industri hiburan pun akan lebih mudah terhubung ke target pasar mereka.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Tanayastri Dini Isna
Editor: Rosmayanti

Bagikan Artikel: