Politisi Golkar, Nusron Wahid, menilai puisi yang dibuat wakil ketua DPR, Fadli Zon berjudul 'Doa yang Ditukar' merendahkan derajat KH Maimun Zubair (Mbah Moen). Padahal Mbah Moen merupakan kiai yang tidak bisa didekte.
"Nah saya melihat bahwa itu sangat merendahkan derajat Mbah Moen, saya tahu kiai Maimun adalah kiai independen tidak pernah peduli arti masukan orang, jangan kan Rommy, putra-putranya saja tidak bisa mendikte beliau, artinya beliau mempunyai insting sendiri dan kalau menyadari," ujarnya di Jakarta, Senin (18/2/2019).
Baca Juga: Minta Maaf Fadli Zon ke Mbah Moen Tak Tulus, Buktinya?
"Dia kan berdoa yang artinya saya mendoakan orang disamping saya untuk menjadi presiden, dia sebut nama Prabowo, tapi Pak Jokowi, diingatkan, ya kalau tahu disamping Pak jokowi beliau direvisi, masak yang revisi dituduh makelar, masak Kiai Maimun bisa digerakannya," sambungnya.
Ia menambahkan, sangat menyakini para santri akan memaafkan Fadli Zon, namun tidak akan melupakan perbuatan tersebut.
Baca Juga: 'Kutuk' Kades Jika Tak Pilih Jokowi, Kubu 01 Bilang....
"Dia (Fadli Zon) kan mengusung capres hasil ijtima ulama, tapi ada ulama beda pendapat dianggap bisa dimakelari itu tidak relevan, minta maaf bagus, para santri bisa memaafkan tapi saya yakin para santri tidak bisa melupakan karena tahu niat Fadli kayak apa, karena memperlakukan dan memandang kiai yang beda pendapat dengan Fadli," jelasnya.
Sebelumnya, Fadli Zon kembali menegaskan, dirinya tidak menyasar KH Maimun Zubair (Mbah Moen) dengan puisi 'Doa yang Ditukar'. Fadli meminta maaf kepada Mbah Moen karena puisinya menurutnya telah disalahartikan dan menimbulkan ketidaknyamanan.
"Puisi saya, 'Doa yang Ditukar', hingga hari ini terus digoreng oleh pihak-pihak tak bertanggung jawab untuk menyebarkan fitnah dan memanipulasi informasi. Saya difitnah sebagai telah menyerang KH Maimoen Zubair melalui puisi tersebut. Tuduhan tersebut sangat tidak masuk akal, mengingat saya sangat menghormati KH Maimoen Zubair dan keluarganya," tutupnya.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Irfan Mualim
Editor: Irfan Mualim