PT Bank Maybank Indonesia Tbk (Maybank Indonesia) membidik penyaluran kredit tumbuh double digit atau 10% di sepanjang tahun 2019. Adapun kredit Maybank Indonesia pada 2018 mencapai Rp133,3 triliun atau tumbuh 6,3% secara tahunan (year on year/yoy).
"Kami konservatif tapi mencoba tumbuh double digit tapi tidak lebih dari 10% mengantisipasi kondisi ekonomi dan juga bahwa tahun ini merupakan tahun politis dimana akan ada pemilu dan juga legislatif sehingga kita lebih memperkirakan pertumbuhan yang moderat. Itu target yang ingin kita capai," kata Presiden Direktur Maybank Indonesia, Taswin Zakaria, di Jakarta, Senin (18/2/2019).
Untuk mencapai target itu, Taswin mengatakan akan fokus menyalurkan kredit di semua segmen dan lini bisnis, termasuk corporate banking dan kredit Community Financial Service (CFS) ritel dan non ritel.
"Kita ingin tumbuh di semua lini, baik corporate banking seperti biasa, CFS kita di bisnis banking dan retail. Tahun lalu kita hampir tumbuh di semua lini beberapa lini bisnis juga tumbuh double digit, korporasi untuk publik sektor double digit, umkm yang komersil juga double digit. Yang single digit masih retail," jelasnya.
Baca Juga: Melonjak 20,5%, Laba Maybank Capai Rekor Rp3 Triliun
Selain itu, Maybank Indonesia juga akan terus berpartisipasi dalam investasi pemerintah yang dilakukan tahun ini. Asal tahu saja, pada 2018 kredit infrastruktur Maybank Indonesia tumbuh sebesar 16%.
"Saya pikir masih banyak investasi pmerintah dan mungkin kita bisa ikut terus ambil bagian di investasi pemerintah dan ini mndorong pertumbuhan korporasi. Dan juga saya rasa dari investasi itu ada multiflier effectnya ke segmen lain seperti SMI dan komersil," ucapnya.
Sementara Dana Pihak Ketiga (DPK) tahun ini diharapkan akan mengimbangi target kredit yang dicapai, sehingga diharapkan dapat tumbuh lebih tinggi dari kredit yang disalurkan. Pada 2018, DPK Maybank Indonesia mengalami penurunan 3,7% yakni hanya sebesar Rp116,8 triliun.
"Likuiditas kami ingin mengimbangi pertunbuhan kredit ssehingga dpk sama atau lebih tinggi. Memang tahun 2018 terlihat penurunan tapi bukan karena perpindahan nasabah tapi lebih dari keputusan management untuk membuang likuiditas yang tinggi untuk bank memang sengaja seperti penurunan. Lebih action dari kami untuk mengurangi biaya likuiditas," tukasnya.
Baca Juga: Maybank Masuk Top 500 Most Valuable Global Brands
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Fajar Sulaiman
Editor: Kumairoh
Tag Terkait: