Kejelian memilih bisnis dan ceruk pasar yang tepat dalam momentum yang pas menjadi kombinasi yang penting dalam bisnis. Arwin Rasyid yang sudah malang melintang di perbankan nasional membuktikan resep tersebut dalam perusahaan yang dibangunnya. Arwin yang menduduki posisi Chairman TEZ Capital & Finance memilih bisnis multifinanceselepas menggeluti dunia perbankan.
Bisnis yang dibangun tersebut berdasarkan analisis yang panjang dalam melihat kebutuhan para pebisnis. Ia melihat peluang yang sangat besar dari calon-calon debitur yang tidak berhasil memperoleh pinjaman dari bank. Padahal bisnis debitur tersebut feasible, hanya saja tidak bankable.
Saat Arwin menjadi bankir, ia melihat banyak sekali calon-calon debitur yang mengajukan pinjaman ke bank tapi tidak bisa dilayani karena tidak bankable. Sayang sekali, inilah yang ia lihat sebagai peluang. Peluang inilah yang ditangkapnya dan ditadahnya melalui TEZ Capital & Finance yang menjalani bisnis multifinance.
Momentum pentingnya, saat Otoritas Jasa Keuangan (OJK) yang menerbitkan Peraturan Otoritas Jasa Keuangan (POJK) pada tahun 2015 tentang cakupan bisnis yang diperluas untuk perusahaan multifinance. Peluang bridging loan memungkinkan untuk menjadi bisnis yang dijalankan oleh perusahaan multifinance. Saat bank tidak bisa melayani bridging finance, multifinance bisa memberikannya.
“Perusahaan saya ini boleh dibilang perusahaan pertama diantara 200-an perusahaan multifinanceyang memang mengkhususkan diri 100% di modal kerja jangka pendek atau bridging finance,” kata Chairman TEZ Capital & Finance, Arwin Rasyid, kepada Warta Ekonomi di Kantor TEZ Capital & Finance, Rabu (20/2/2019).
Saking banyaknya pengajuan yang masuk, TEZ tidak melayani semua permintaan yang masuk. Hanya sekitar seperlima saja yang disetujui dari permintaan yang masuk ke perusahaan. Menurut Arwin, kisaran pinjaman yang diberikan Rp10 miliar sampai dengan Rp40 miliar untuk semua sektor.
Sebagai pebisnis, Arwin memiliki visi dalam mengembangkan bisnisnya. Selepas menjabat dari Direktur Utama CIMB Niaga sampai dengan sekarang, sudah ada 3 perusahaan yang bergerak di bidang jasa keuangan dan investasi yang sudah dilahirkan. Selain perusahaan multifinance, ada perusahaan lainnya yang bergerak dibidang usaha venture capital dan satu perusahaan lainnya di Singapura. Rencananya, perusahaan financial technology(fintech) juga akan segera dirilis pada tahun ini. Dalam membangun bisnis, Arwin selalu memiliki prinsip yakni bermain di blue ocean.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Arif Hatta
Editor: Kumairoh
Tag Terkait: