International Data Corporation (IDC) hari ini, Senin (11/3/2019), mengumumkan pembukaan nominasi untuk IDC Smart City Asia-Pacific Awards (SCAPA) 2019. Berjalan pada tahun kelima, SCAPA merupakan wadah IDC untuk mengidentifikasi agensi, organisasi swasta atau nasional, yang dianggap unggul dalam 12 kategori fungsional eService Smart City dengan menggunakan kerangka kerja indeks pembanguna Smart City IDC. IDC mencari proyek kota pintar terbaik yang akan bergabung dengan 50 proyek penghargaan yang diberikan dalam empat tahun terakhir.
Kamil Yunus, Analyst Consulting IDC Indonesia, menyatakan, kerangka kerja ini merupakan enam langkah dari proses yang ketat dengan melibatkan opini dari berbagai pemangku kepentingan: publik, penilaian analis IDC, dan International Advisory Council, akan digunakan untuk menentukan pemenang tahun ini. IDC SCAPA 2019 akan mengumumkan proyek smart city terbaik di Asia dan Pasifik, tidak termasuk Jepang dalam 12 kategori.
"Setiap organisasi dapat menominasikan proyek atau inisiatif kota yang telah diimplementasikan, termasuk kotamadya itu sendiri, lembaga negara bagian atau provinsi, penyedia solusi, dan mitra lainnya. IDC juga mendorong vendor yang bekerja dengan sektor publik untuk berpartisipasi dalam nominasi ini. Kriteria penilaian berdasarkan pada penilaian dari pengukuran analis IDC (50%), suara publik (25%), dan peringkat dari IDC International Advisory Council (25%)," kata dia kepada Warta Ekonomi, Senin (11/3/2019).
Baca Juga: IDC Umumkan Pemenang Digital Transformation Awards 2018
Ditambahkannya, penilaian dari pengukuran analisi IDC sendiri akan menggunakan lima kategori, di mana ditargetkan akan ada tujuh nominasi dari organisasi pemerintah dan tiga nominasi sektor swasta. Sejauh ini, sudah ada dua nominasi, masing-masing dari organisasi pemerintah dan sektor swasta.
"Tahun lalu sendiri ada proyek smart city yang dikembangkan oleh swasta, Sinarmas. Dia mengembangkan aplikasi mobile untuk penduduk di kawasan Sinarmas. Setiap penduduk bisa, di antaranya update berbagai hal, semisal bayar listrik dan sebagainya," tambah dia.
Adapun ke-12 kategori di atas, yakni administration; civic engagement; digital equity and accessibility; education; public health and social services; public safety–disaster response/emergency management; public safety-smart policing; smart buildings; smart water; sustainable infrastructure; tourism, arts, libraries, culture, open spaces; transportation–connected & autonomous vehicles, public transit, ride-hailing/ride-sharing; transportation–transport infrastructure; and urban planning and land use.
Baca Juga: Sinar Mas Land Transfer Ilmu Kembangkan Smart City
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Yosi Winosa
Editor: Rosmayanti
Tag Terkait: