Kunjungan Presiden Joko Widodo ke Kabupaten Banyuasin, Sumatera Selatan baru-baru ini mendapat apresiasi dari Calon Anggota Legislatif (Caleg) DPR RI Dapil Sumsel II, Benny Martha Benyamin Tatung. Langkah pemerintah untuk mendongkrak harga karet di Indonesia, menurutnya, adalah hal yang konkrit.
Untuk diketahui, beberapa langkah yang akan diambil pemerintah untuk mendongkak harga karet seperti menjalin komunikasi dengan negara produsen karet lain di dunia seperti Malaysia dan Thailand, kemudian menggunakan karet sebagai bahan campuran untuk pengaspalan, dan memaksimalkan industri untuk mengurangi ekspor bahan mentah melainkan produk jadi.
Baca Juga: Jokowi Sebut Tiga Langkah Dorong Harga Karet
Sebelumnya Jokowi mengatakan, rendahnya harga karet dipengaruhi oleh menurunnya permintaan karet di pasar dunia karena pertumbuhan ekonomi dunia yang melambat. Karena itu, Indonesia harus mempunyai pabrik sendiri untuk mengolah karet menjadi produk jadi. Beberapa industri yang ingin dikembangkan, di antaranya ban, sarung tangan, dan produk berbahan karet lainnya.
Menurut Benny, langkah tersebut harus diwujudkan, terutama langkah ketiga, untuk membangun industri ban dan bahan baku lainnya. Caleg Partai Golkar ini mengungkapkan, untuk mendirikan pabrik ban di Sumsel sudah mulai menarik minat para investor, salah satunya PT Yuasa Battery.
"Hal itu terungkap saat jajaran komisaris perusahaan tersebut beraudiensi dengan Gubernur Sumsel pada Januari lalu di ruang rapat Griya Agung," ujar Benny.
Sementara itu, Komisaris PT Yuasa Battery, Wandi Wanandi mengungkapkan, perusahaannya saat ini telah memiliki pabrik ban yang berlokasi di Surabaya dan memproduksi ban motor. Perusahaan ini memproduksi ban motor, sebab pengguna sepeda motor lebih banyak ketimbang mobil. Selain ban motor, pihaknya juga memproduksi ban sepeda, ban mati (ban mainan anak-anak), dan ban lorry (kereta sorong).
Baca Juga: Jokowi: Harga Karet Sudah Mulai Membaik, Karet Bisa untuk Aneka Bahan Industri dan Aspal
Dijelaskan Wandi, harga ban ditentukan dari harga bahan bakunya, yaitu karet, dengan membeli dari para pedagang karet. Namun demikian, sejauh ini pihaknya mengaku belum menjalin kerja sama dengan pihak perkebunan. Dia berharap agar di setiap pulau, paling tidak ada satu pabrik ban, seperti di Sumsel misalnya. Saat ini perusahaan tersebut masih terus menjajaki kemungkinan untuk bekerja sama dengan Pemprov Sumsel untuk mendirikan pabrik ban.
"Langkah ini harus kita dukung dan wujudkan, dengan semakin banyak pabrik produk jadi, tidak hanya mendongkrak harga karet, tapi juga menjaga stabilitas harga," kata Benny.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Agus Aryanto
Editor: Rosmayanti
Tag Terkait: