Kebutuhan ahli di bidang Artificial Intelligence (AI) kian meningkat di berbagai sektor industri di Indonesia, baik itu manufaktur, otomotif, energi, online transportation & startup lainnya. Ahli AI juga peranannya saat ini makin penting ketimbang developer misalnya, karena kebanyakan tools saat ini sifatnya drag and drop.
Presiden Direktur Microsoft Indonesia, Haris Izmee, mengatakan, untuk itu, Microsoft Indonesia terus berkomitmen meningkatkan skill di bidang AI.
"Microsoft Indonesia telah bekerja sama dengan beberapa entitas baik pihak Pemerintah maupun Swasta untuk melaksanakan program-program reskilling generasi muda Indonesia, di antaranya melalui Digital Talent Scholarship bersama Kementerian komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) yang pada tahun lalu telah melahirkan 1000 lulusan yang beberapa di antaranya memiliki kompetensi di bidang Al," kata ujar Haris di Jakarta, Selasa (12/3/2018).
Di tahun 2019 sendiri, lanjut Haris, Microsoft Indonesia akan kembali mendukung Kemenkominfo dalam program Digital Talent Scholarship yang ditargetkan untuk melahirkan 20.000 lulusan.
“Program Microsoft lainnya yang juga mendukung peningkatan keterampilan digital generasi muda diantaranya Generasi Bisa Bersama Yayasan Cinta Anak Bangsa (YCAB), Imagine Cup serta Hour of Code,” tambah Haris.
Baca Juga: Berkolaborasi, Kemenkominfo-Microsoft Dorong Pertumbuhan Talenta Digital Indonesia
Dalam penerapannya, Haris menambahkan, Al akan menciptakan pekerjaan-pekerjaan baru untuk manusia yang bahkan saat keterampilan-keterampilan yang dibutuhkan dalam lingkungan kerja berbasis AI di bidang ini belum tersedia. Adanya pekerjaan-pekerjaan baru ini turut didampingi oleh transformasi dan rancangan teknologi (technology design) Tingginya permintaan terhadap keterampilan keterampilan teknis seperti pemrograman dan juga soft skills seperti keterampilan untuk bidang soft skills ini menandakan bahwa teknologi berbasis Al masih membutuhkan peran manusia bukan menggantikan manusia
"AI dirancang untuk melakukan pekerjaan yang menghambat produktivitas manusia seperti pekerjaan yang bersifat repetitif Namun, teknologi tersebut tidak dirancang untuk berinteraksi selayaknya manusia Sehingga keterampilan yang dibutuhkan tidak hanya keterampilan teknis ataupun mengelola data, teteapi juga keterampilan yang hanya dapat dilakukan manusia seperti keberanian mengambil inisiatif serta bekerjasama dalam sebuah tim,” kata Haris.
Ditambahkan, ada tiga keterampilan untuk masa depan yang dibutuhkan oleh para pemimpin bisnis di Indonesia melalui AI yakni (1) keterampilan analitis, (2) kewirausahaan dan keterampilan mengambil inisiatif, serta (3) keahlian pemrograman di bidang Teknologi Informatika. Saat ini permintaan akan keterampilan ini lebih tinggi daripada suplai yang ada Studi in juga mengungkap bahwa para pemimpin menghargai soft skill berbeda dengan produk yang diharapkan para karyawan
Baca Juga: Apa Itu Artificial Intelligence?
"Bagi Microsoft, Al adalah tentang meningkatkan kecerdikan manusia bukan menggantikan manusia. Al sebagai instrumen yang akan mendorong manusia untuk mampu mencapai lebih, kami siap mendukung melalui pelatihan eterampilan-keterampilan baru yang dibutuhkan untuk dapat mengoperasikan teknologi tersebut Kami percaya dan optimis bahwa kesempatan-kesempatan yang tercipta karena Al akan memperkuat kecerdikan manusia untuk masa depan yang lebih baik bagi semua," tutup Haris.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Yosi Winosa
Editor: Kumairoh