Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Bersama GBC, Schneider Bakal Galakkan Smart Building

Bersama GBC, Schneider Bakal Galakkan Smart Building Kredit Foto: Annisa Nurfitriyani
Warta Ekonomi, Jakarta -

Perusahaan digital di pengeloaan energi dan otomasi Schneider Electric, bersama dengan Green Building Council Indonesia berkomitmen merancang bangunan seefisien mungkin untuk meningkatkan praktik bisnis, mempromosikan efisiensi energi dan, pada akhirnya, memungkinkan kota-kota di seluruh Indonesia bertransisi dari bangunan pintar dan hijau ke kota pintar berkelanjutan.

 

Country President Schneider Electric Indonesia Xavier Denoly mengatakan, dampak dari banyak program kota pintar di seluruh dunia terhenti karena mengabaikan peran bangunan sebagai pendorong kota pintar berkelanjutan.

 

“Tidak mungkin, misalnya, bagi kota untuk menggunakan energi secara lebih efisien jika bangunan belum ditata ulang untuk mendukung tujuan tersebut,” ujarnya di Jakarta, Rabu (13/3/2019).

 

Baca Juga: Resep Sukses Pabrik Pintar Versi Schneider Electric

 

Untuk menata ulang infrastruktur bangunan menjadi bangunan pintar perlu memperhatikan berbagai aspek yang mencakup infrastruktur jaringan komunikasi dalam gedung, sistem pengawasan distribusi jaringan listrik, dan sistem tata udara yang terpasang.

 

“Hal ini penting mengingat bahwa setiap bangunan pintar perlu memiliki sebuah platform yang dapat mengintegrasikan sistem dan fasilitas gedung yang berbeda jenis dan fungsi,” tuturnya.

 

Baca Juga: Schneider Electric Tawarkan Solusi Digitalisasi Sistem Listrik

 

Sektor bangunan diperkirakan menyumbang 40% konsumsi energi dunia. Diperkirakan pada 2040, total konsumsi energi dunia untuk bangunan meningkat 80%.

 

Pemerintah Indonesia melalui Direktorat Konservasi Energi, Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral telah menetapkan target efisiensi energi di sektor bangunan yang tertuang dalam draf Rencana Induk Konservasi Energi Nasional (RlKEN) yaitu sebesar 10-30% untuk bangunan komersil dan 15-30% untuk bangunan residensial pada 2025.

 

“Untuk menjawab tantangan tersebut, konsep bangunan pintar dan hijau terus diusung dan digiatkan oleh para pelaku industri bangunan dan properti,” imbuhnya.

 

Baca Juga: Schneider Electric Tawarkan Solusi Pengelolaan Energi

 

Xavier menjelaskan, bangunan merupakan bagian yang terintegrasi dengan ekosistem kota dan sekarang bangunan menjadi entitas yang kompleks dengan beberapa sistem yang saling terhubung seperti penerangan, utilitas dan keamanan.

 

Kompleksitas meningkat dengan ukuran bangunan dan bangunan-bangunan ini rentan terhadap gangguan, yang berpotensi menimbulkan kerugian besar pada keselamatan jiwa dan aset.

 

“Bangunan pintar berpotensi mengurangi efek gangguan dan juga memungkinkan tindakan proaktif dan kecerdasan mengelola data untuk membantu mereka mengambil tindakan preventif,” jelasnya.

 

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Annisa Nurfitri
Editor: Annisa Nurfitri

Bagikan Artikel: