Rencana pemerintah untuk mengembangkan ekonomi digital harus diikuti dengan adanya sumber daya manusia yang memadai. Untuk itu, sebaiknya pemerintah turut mengoptimalkan peranan pendidikan vokasi dalam menciptakan sumber daya manusia yang memiliki literasi digital yang memadai.
Peneliti Center for Indonesian Policy Studies (CIPS) Indra Krishnamurti mengatakan, mengoptimalkan pendidikan vokasi membutuhkan kerja sama banyak pihak, seperti pemerintah daerah (pemda) dan industri. Sinergi keduanya diharapkan bisa membuat kurikulum dan pengajaran yang diterapkan menjadi tepat sasaran karena sesuai dengan kebutuhan industri.
Pemda, lanjutnya, harus mampu mengidentifikasi potensi daerahnya agar bisa dikembangkan dan disesuaikan dengan kurikulum dan industri yang ada di daerah tersebut. Terkait pengembangan ekonomi digital yang diharapkan mampu menyentuh semua sektor, pemda juga sebaiknya memiliki perencanaan yang matang soal pengembangan fasilitas SMK yang mendukung kegiatan praktik para siswa.
"Pengembangan pendidikan vokasi masih menemui banyak hambatan. Di antaranya mengenai kurangnya fasilitas penunjang, tempat praktik, dan laboratorium. Kurangnya fasilitas ini mengakibatkan para siswa yang menempuh pendidikan vokasi tidak memiliki cukup sarana untuk mengembangkan keahliannya dan sulit mengikuti perkembangan industri," ungkap Indra.
Baca Juga: Kemenperin Luncurkan Pendidikan Vokasi Industri, Sulsel Dukung Penuh
Idealnya, SMK memiliki laboratorium yang dilengkapi dengan alat atau teknologi terbaru untuk memudahkan mereka melakukan workshop. Workshop akan sangat membantu mereka untuk bisa mempraktikkan keilmuannya agar bisa digunakan di dunia pekerjaan. Pendidikan vokasi seharusnya mengedepankan pelatihan keterampilan praktis yang sangat bergantung pada alat.
"Dengan maraknya fokus pemerintah untuk menyiapkan lulusan pendidikan vokasi yang siap bersaing di era industri 4.0, pemerintah jangan sampai lupa untuk mengurusi permintaan industri yang saat ini ada dan masih belum terpenuhi. BPS mencatat mayoritas dari total pengangguran terbuka di Indonesia merupakan lulusan SMK. Hal ini menandakan lulusan SMK tidak terserap dengan baik ke industri," jelas Indra.
Penyiapan sarana dan kelengkapan SMK penting dilakukan. Selain itu, permasalahan kurikulum ini dapat diminimalisasi dengan andil pemda dalam penyusunan kurikulum pendidikan vokasi di wilayah masing-masing. Dengan pemetaan yang baik di seluruh wilayah Indonesia, penyelenggaraan pendidikan vokasi di SMK dapat disesuaikan dengan kebutuhan domestik. Pemda-lah yang seharusnya memiliki kapasitas untuk menentukan hal-hal seperti ini karena mereka pasti tahu betul keadaan industri dan ekonomi di wilayahnya.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Rosmayanti
Tag Terkait: