Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Soal Keamanan Data Dunia Digital, Pengguna Juga Harus Cerdas

Soal Keamanan Data Dunia Digital, Pengguna Juga Harus Cerdas Kredit Foto: Tanayastri Dini Isna
Warta Ekonomi, Jakarta -

Bukalapak mengklaim peningkatan keamanan data selalu jadi hal utama bagi perusahaannya. Tak peduli ada atau tidaknya peretasan, seperti yang terjadi pada minggu lalu. Hal itu diungkapkan langsung oleh Co-Founder Bukalapak, Fajrin Rasyid (20/3/2019).

Selain meningkatkan sistem keamanan, mereka juga mengimbau para pengguna untuk menggunakan platform digital secara cerdas. Sebab menjaga keamanan data pada platform digital tak hanya bertumpu pada sistem keamanan saja.

"Kami komitmen untuk terus jaga keamanan data, juga mendorong semua orang, bukan hanya pengguna. Karena keamanan data tidak cuma soal sistem saja, tapi pengguna juga harus menggunakan platform secara cerdas," jelas Fajrin ketika ditemui di Gedung Sentral Senayan II, Jakarta.

Baca Juga: Bukalapak, eFishery, Kata.ai, dan Para Pengusaha Endeavor Indonesia Cetak Puluhan Triliun pada 2018

Head of Corporate Communications Bukalapak, Intan Wibisono pun sebelumnya megnimbau para pengguna untuk lebih memperhatikan keamanan bertransaksi. Pengguna juga disarankan mengganti kata sandi secara berkala serta mengaktifkan autentikasi dua arah (two-factor authentication).

"Kami juga menyarankan pengguna menjaga kerahasiaan kata sandi dan menggunakan panduan keamanan yang sudah disediakan oleh Bukalapak," tambahnya melalui pernyataan resmi, Senin (18/3/2019) lalu.

Sebelumnya, peretas yang mengaku sebagai Gnosticaplayers mengaku berhasil mengambil data 890 juta akun dari 32 situs, termasuk Bukalapak di dalamnya. Berdasarkan pernyataan Fajrin kepada Warta Ekonomi, data yang diambil merupakan data lama yang sudah tak relevan.

Ia berujar, "Yang saya dengar data lama, seperti backup. Jadi yang mungkin dan bahkan sudah tidak relevan lagi, mungkin data tahun 2017."

Berdasarkan laporan dari The Hacker News, data yang dicuri oleh si peretas dijual dalam beberapa putaran. Ada sekitar 620 juta akun dari 16 situs terjual di putaran pertama, 127 juta akun dari 8 situs pada putaran kedua, dan 92 juta dari 8 situs pada putaran ketiga. Sementara, data pengguna dari tiga situs Indonesia, termasuk Bukalapak, baru ditawarkan pada putaran keempat.

Baca Juga: Bukalapak Akui Ada Peretasan, Data Pengguna Bocor?

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Tanayastri Dini Isna
Editor: Kumairoh

Bagikan Artikel: