Bisnis e-commerce di masa mendatang diyakini memiliki potensi dan peluang yang sangat bagus untuk dapat berkembang lebih maksimal. Pasalnya, pelaku bisnis e-commerce saat ini masih banyak terjebak dengan mengandalkan penjualan langsung atau melalui jalur distribusi pihak ketiga.
Padahal, dengan makin massifnya perkembangan teknologi dan digitalisasi ekonomi yang ada, pelaku bisnis e-commerce harusnya sudah mulai beranjak pada konsep bisnis online yang mengedepankan relasi business to business (B2B) sehingga proses transaksi bisa berjalan jauh lebih cepat dan mudah.
"Industri e-commerce bisnis ke bisnis (B2B) berkembang pesat dan diperkirakan akan mencapai US$1,8 triliun pada tahun 2023," ujar CEO Inxeption, Farzad Dibachi, dalam keterangan resmi perusahaan yang dipublikasikan, Kamis (21/03/2019) lalu.
Baca Juga: Wow, Bisnis E-Commerce Bakal Tembus Rp25.000 Triliun
Jika dirupiahkan, dengan nilai tukar Rp14.000 per dolar AS saja maka perputaran uang di bisnis e-commerce di seluruh dunia bakal mencapai lebih dari Rp25.000 triliun dalam empat tahun ke depan.
Sebagai informasi, Inxeption adalah sebuah perusahaan teknologi e-commerce yang memiliki spesialisasi dalam hal real time analytics. Baru-baru ini, Inxeption telah menandatangani kerja sama dengan perusahaan pengiriman multinasional dan perusahaan manajemen rantai pasokan asal Amerika Serikat, UPS, dalam rangka rangka membangun sebuah platform berbasis rantai blockchain untuk meningkatkan rantai pasokan pedagang dalam jaringan bisnis UPS. Platform yang juga telah diluncurkan itu diberi nama Inxeption Zippy.
"Kebiasaan konsep bisnis dengan cara lama ini harus segera diubah. Perusahaan yang tidak beradaptasi akan tertinggal karena B2B e-commerce menawarkan pedagang cara yang lebih mudah, lebih cepat, dan lebih mudah dikelola untuk memasarkan dan mendistribusikan produk. Kemajuan teknologi blockchain memberikan pedagang B2B solusi untuk mendorong penjualan online dan pendapatan ke ketinggian baru," tutur Dibachi.
Baca Juga: Wow, Alibaba Group Makin Getol Kembangkan Blockchain
Secara keseluruhan, Dibachi menyebut platform blockchain kolaboratif UPS dan Inxeption hanyalah contoh lain dari adopsi massal. Perusahaan mulai menyadari bahwa teknologi blockchain benar-benar meningkatkan industri dalam berbagai cara.
"Ini semua hanya masalah waktu sebelum dunia sadar bahwa keberadaan blockchain bisa meningkatkan kinerja industri dalam berbagai cara, dan kuncinya hanya kita harus mau berubah atau akan tertinggal," tegas Dibachi.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Taufan Sukma
Editor: Lestari Ningsih
Tag Terkait: