14% Perusahaan Indonesia Gunakan AI Sebagai Core Business Strategy
Head of Operation, International Data Corporation (IDC) Indonesia Mevira Munindra menyatakan, dari sekitar 112 perusahaan Indonesia yang bergerak di bidang TI dan lainnya, 14% di antaranya sudah menggunakan artificial intelligence (AI) sebagai strategi bisnis inti mereka. Mereka di antaranya Tokopedia, Go-Jek, dan Grab.
Hal ini terungkap dalam survei bertajuk Future Ready Business: Assessing Asia Pacific’s Growth Potential Through AI yang dilakukan Microsoft Indonesia dan IDC Indonesia.
"Kami mengevaluasi enam dimensi yang menjadi indikator dalam memastikan keberhasilan penerapan AI, yakni strategi, investasi, budaya, kapabilitas, infrastruktur, dan data. Secara umum, 56% dari mereka sudah memulai journey AI di bisnis proses mereka. 14% di antaranya sudah menggunakan AI sebagai core business strategy. Perusahaan yang disurvei sendiri mayoritas berskala medium ke atas (lebih dari 499 karyawan). Ada juga perbankan, ada juga internet companies seperti Tokopedia, Grab dan sebagainya yang memang memasukan AI sebagai part utama strategi bisnis mereka," kata dia di Jakarta, Selasa (26/3/2019).
Baca Juga: Al Jadi Kunci Daya Saing Pelaku Usaha di Tingkat Global
Sebelumnya, perusahaan e-commerce unicorn Tokopedia mengakui bahwa AI scientist mereka mulai menyediakan fitur vision computer layaknya aplikasi Snap to Purchase. Pelanggan cukup mengunggah sampel barang yang diinginkan (mulai dari wajan hingga lemari es), kemudian platform merekomendasi beberapa produk yang secara dimensi, warna, dan desain sesuai preferensi pengguna. Sementara Go-Jek sendiri menggunakan layanan intelligent video analysis (IVA) dari Nodeflux untuk memantau fleet mereka secara real time dan mendapatkan wawasan terkait pemetaan persaingan bisnis.
Presiden Direktur Microsoft Indonesia, Haris Izmee juga mengemukakan pendapatnya mengenai hal ini. Menurutnya, teknologi berbasis AI ada untuk membantu manusia mencapai lebih. Segala aktivitas ekonomi dan bisnis yang belum mengimplementasikan AI berpotensi kehilangan manfaat kompetitif yang dicapai oleh mereka yang sadar akan peran penting AI.
Diketahui bahwa kecerdasan buatan (AI) nyatanya akan mempercepat laju daya saing perusahaan sebesar 1,9 kali dari sebelumnya dan peningkatan produktivitas karyawan hampir dua kali lipat di Indonesia pada 2021.
"AI adalah teknologi yang secara signifikan dapat mempercepat transformasi bisnis, memungkinkan inovasi, mendorong produktivitas karyawan, dan memastikan pertumbuhan lebih lanjut dari sebuah negara," ujar Haris.
Baca Juga: Ini Alasan Pengembangan AI di Indonesia Belum Maksimal
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Yosi Winosa
Editor: Rosmayanti