Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Jateng Mutlak Jokowi, Prabowo-Sandi Salah Masuk Kandang

Jateng Mutlak Jokowi, Prabowo-Sandi Salah Masuk Kandang Calon Presiden nomor urut 01, Joko Widodo berpidato saat kampanye di GOR Ken Arok, Malang, Jawa Timur, Senin (25/3/2019). Dalam pidatonya, Joko Widodo menyerukan kepada para pendukungnya di Malang untuk bekerja keras agar bisa meraih dukungan 70 persen suara dalam Pemilu 2019. | Kredit Foto: Antara/Ari Bowo Sucipto
Warta Ekonomi, Jakarta -

Masyarakat Jawa Tengah yang berada di wilayah Banyumas, Tegal, dan Brebes, telah memberikan contoh tentang militansi saat menghadiri kampanye calon presiden nomor urut 01, Joko Widodo (Jokowi).

Sekretaris Tim Kampanye Nasional (TKN) Jokowi-Ma'ruf Amin, Hasto Kristiyanto, mengatakan bahwa saat Jokowi berkampanye pada Kamis (4/4/2019) kemarin, warga Banyumas, Tegal, dan Brebes telah memberikan bukti kepada Prabowo-Sandi bahwa paslon 02 tersebut telah salah masuk kandang.

"Masuk Jawa Tengah dan langsung menusuk basis pertahanan Jokowi di Solo Raya adalah kesalahan terbesar Prabowo-Sandi. Mereka tidak paham kultur Jawa maka dengan prinsip becik ketitik olo ketoro, dan menang tanpa ngasorake," ujar Hasto dalam keterangan resminya di Jakarta, Jumat (5/4/2019).

Baca Juga: Sapa Warga Brebes, Jokowi: "Kepriben Kabare?"

Lebih lanjut, Hasto menilai momentum politik saat ini memperlihatkan ketika pendukung Jokowi-Ma'ruf Amin sangat militan dibandingkan pendukung Prabowo-Sandi. Apalagi, ia mengatakan strategi Paslon 02 lebih banyak menonjolkan politik sandiwara.

Dalam perspektif nasional, ia mengatakan survei internal menunjukkan daya penetrasi Jokowi-Ma'ruf Amin di Jabar dengan dukungan PDIP, Golkar, PKB, PPP, Nasdem, Hanura, PKPI, PBB, dan PSI bersama para tokoh dan relawan jauh lebih besar hasilnya dibandingkan gerak Prabowo-Sandi di Jawa Tengah.

"Strategi Prabowo di Jateng saat menampillan sosok Rustriningsih yang kemaruk di politik di mana adiknya pun sudah banyak mendapat kehormatan posisi strategis di partai, dan tetap merasa tidak puas diri, kini menjadi arus balik perlawanan dari pendukung Jokowi. Hal ini bisa dilihat bagaimana di Jateng bagian barat yang selama ini diklaim berkiblat ke Sudirman Said ternyata hanyalah klaim di udara tanpa dukungan kekuatan darat," paparnya.

Baca Juga: Suara Jokowi di Banten Meningkat, Ini Sebabnya

Selain dukungan terhadap Jokowi yang sangat militan, pendukung Ma'ruf Amin di Jawa Tengah juga memperlihatkan eksistensi melalui MUI, NU, PKB, dan PPP. Maka, menurut Hasto, kontestasi akhir Pileg dan Pilpres April 2019 akan ditentukan oleh investasi politik jangka panjang, dan bukan instan.

"Pada akhirnya, karakter pemimpinlah yang menyebabkan alasan elektoral Jokowi-Ma'ruf Amin terus meningkat tajam, terutama saat setelah deklarasi Putih adalah Kita," tutup Hasto.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Cahyo Prayogo
Editor: Cahyo Prayogo

Bagikan Artikel: