Mata uang rupiah mendapat depresiasi cukup dalam sebesar 0,21% ke level Rp14.155 per dolar AS pada siang ini. Depresiasi tersebut dipengaruhi oleh tekanan jual lantaran rupiah telah menguat signifikan hingga 0,82% selama sepekan lalu.
Depresiasi yang dialami rupiah tak ayal membuat pasar modal Indonesia ikut goyah. Alhasil, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) yang dibuka hijau 0,10% pagi tadi harus turut terkoreksi mendalam sebesar 1,17% ke level 6.398,47 pada jeda siang ini.
Baca Juga: Sepekan Terapresiasi 0,82%, Rupiah Butuh Rehat
Sepanjang sesi I berjalan, IHSG bahkan sempat amblas ke level terendah di 6.398,86, sedangkan level tertinggi yang dicapai hanya sebesar 6.484,15. Padahal, aktivitas perdagangan hingga siang ini didominasi oleh aksi beli bersih investor yang mencatat nilai sebesar Rp281,66 miliar.
Sejumlah 9,01 miliar saham telah diperdagangkan dengan frekuensi 224.953 kali transaksi dan nilai transaksi mencapai Rp4,24 triliun. Adapun pergerakan saham yang terpantau meliputi 147 saham naik, 218 saham turun, dan 116 saham lainnya stagnan.
Baca Juga: Profit Taking Menghantui, IHSG Dibuka Hijau 0,10%
Sektor properti menjadi sektor penekan IHSG yang paling dalam. Hampir seluruh saham utama emiten properti berakhir merah di siang ini. Beberapa di antaranya adalah CTRA (-1,82%), PPRO (-1,38%), PWON (-1,37%), ASRI (-1,20%), SSIA (-0,88%), BSDE (-0,69%), dan LPKR (-0,65%).
Rupanya, bukan IHSG saja yang terkoreksi di Senin siang ini. Pasar keuangan AS yang sedang dalam masa kebangkitan telah membuat mayoritas pasar Asia terkoreksi. Di siang ini, indeks Strait Times menjadi yang paling tertekan hingga mencapai 0,28%, lalu diikuti oleh Nikkei dan Shanghai masing-masing sebesar 0,16% dan 0,09%. Sementara itu, indeks Hang Seng berakhir hijau sebesar 0,29%.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Lestari Ningsih
Editor: Lestari Ningsih
Tag Terkait: