Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

K-Link Indonesia Luncurkan Sekolah Islam Internasional Berbasis Oxford AQA dan Cambridge

K-Link Indonesia Luncurkan Sekolah Islam Internasional Berbasis Oxford AQA dan Cambridge K-Link Indonesia meluncurkan sekolah Islam Internasional yang bernama Knowledge Link Intercultural School (KLIS) di tingkat dasar (Primary school) dan Secondary (SMP dan SMA) yang berlokasi di K-Link Tower, Jakarta dan kawasan Sentul, Bogor. | Kredit Foto: K-Link Indonesia
Warta Ekonomi, Jakarta -

Jelang Hari Ulang Tahun ke-17, K-Link Indonesia meluncurkan sekolah Islam Internasional yang bernama Knowledge Link Intercultural School (KLIS) di tingkat dasar (Primary school)  dan Secondary (SMP dan SMA) yang berlokasi di K-Link Tower, Jakarta dan kawasan Sentul, Bogor.

Menandai peluncuran sekolah tersebut, K-Link melalui KLIS bekerja sama dengan Asian Islamic Universities Association (AIUA) menyelenggarakan seminar Internasional  yang bertema “International Forum On Islam, Education, and Global Peace” di Ballroom K-Link Tower, Jalan Gatot Subroto, Jakarta Selatan (9/4/2019).

Presiden Direktur K-Link Indonesia, Dato Radzi Saleh, mengatakan, K-Link memberikan solusi pendidikan yang tepat, berkarakter multicultural, dan memiliki jiwa perdamaian. Islam yang damai, cerdas dan bagian dari solusi masa depan bangsa.

"Melalui sekolah ini diharapkan dapat melahirkan leader-leader bangsa yang kuat dan cinta perdamaian. Pemikiran-pemikiran dari para cendekia-cendekia yang hadir pada seminar ini akan memberikan kita semua pemahaman baru mengenai tema-tema penting saat ini salah satunya peran Islam dalam Perdamaian Global,” ungkap Radzi Saleh.

Seminar yang membahas tentang kurikulum pengajaran KLIS ini menghadirkan sejumlah tokoh pendidikan internasional dari dalam dan luar negeri, diantaranya, Sheikh Dr. Muhammad Bin Yahya Al-Ninowy (Pendiri Madina Institute dari USA), Prof. Dr. M. Amin Abdullah (Mantan rektor UIN Sunan Kalijaga Indonesia), Prof. Dr. Amany Lubis (Rektor UIN Syarif Hidayatullah, Jakarta), Dr. Mikdar Rusdi (Senior Assistant Professor dari Seri Begawan Religious College, Brunei Darussalam), Assoc Prof. Dr. Ismal Lutfi Japakya (Rektor dari Fatoni University, Thailand), Dato’ Dr. Muhammad Nur Manuty (Chairman of UNISZA, Malaysia), Prof. Dr. Dede Rosyada (Professor UIN Syarif Hidayatullah, Jakarta), Dr. Mahmod Khatib (Pembicara dari Afrika Selatan), Dato Seri Diraja Dr. Zambry (Mantan Menteri Besar Perak, Malaysia). 

Sebanyak 60 Universitas yang menjadi anggota di dalam asosiasi AIUA hadir dalam seminar tersebut, yaitu UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, University Sultan Azlan Shah, Madina Institute, Fatoni University, dan sebagainya. 

KLIS tergabung dalam Asian Islamic Universities Association (AIUA) mengadakan seminar ini bertujuan untuk membantu seluruh anggotanya dalam memperkuat perguruan tingginya melalui kerjasama untuk mencapai mutu yang baik. Lulusan dari K-LIS akan dipermudah untuk bisa melanjutkan ke sejumlah universitas Islam ternama di dunia.

Seminar tersebut juga membahas kurikulum pendidikan Islam yang akan diterapkan di KLIS. Islam yang cinta perdamaian dan memaknai multicultural sebagai pondasi dasar untuk mewujudkan generasi Qur’ani yang rahamatan lil’alamiin.

Adapun, salah satu agenda di dalam seminar ini yaitu penandatanganan MoU antara 3 lembaga pendidikan besar seperti USAS (University Sultan Azlan Shah), Madina Institute dan KLIS (Knowledge Link Intercultural School) Secondary. 

Kerjasama tersebut adalah dalam bentuk pengaplikasian kurikulum yang didalamnya mencakup mata pelajaran sebagai berikut: Tahfizh Qur’an, Arabic Language dan Islamic Studies.

Kerjasama antara KLIS, University Sultan Azlan Shah dan Madina Institute merupakan suatu terobosan yang dilakukan oleh KLIS untuk memberikan yang terbaik bagi para siswa. Untuk kurikulum international KLIS Secondary menggunakan kurikulum Oxford AQA dan KLIS Primary menggunakan kurikulum Cambridge.

K-Link berlisensi pada  OXFORD AQA International Examination yang diintegrasikan dengan kurikulum dan silabus di Indonesia untuk memenuhi kebutuhan siswa yang lebih dinamis dan berkonteks budaya.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Ning Rahayu
Editor: Kumairoh

Bagikan Artikel: