Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Penyakit Jantung Tempati Peringkat Pertama pada 2040

Penyakit Jantung Tempati Peringkat Pertama pada 2040 Aerial view photography of person holding arm while pressing blood pressure machine. | Kredit Foto: Unsplash/Rawpixel
Warta Ekonomi, Jakarta -

Mau tahu penyakit yang paling banyak diderita pada 2040 mendatang? Jantung diprediksi akan menempati peringkat pertama, disusul stroke, diabetes, gagal ginjal kronis, dan tuberkolosis. Namun, empat dari lima penyakit tidak menular itu sebetulnya dapat dicegah melalui upaya promotif dan preventif, seperti mengurangi rokok dan memperhatikan pola makan.

Demikian terungkap dalam penelitian yang dilakukan Institute for Health Metrics and Evaluation (IHME) University of Washington. Direktur IHME, Christopher Murray mengatakan, beberapa hal yang berkontribusi atas munculnya penyakit-penyakit tersebut, yaitu tekanan darah tinggi, gula darah tinggi, obesitas, pola makan, dan rokok.

Penelitian yang dilakukan bersama BPJS Kesehatan itu juga mengungkap selama 27 tahun terakhir telah terjadi pergeseran tren penyakit di Indonesia. Pada 2017, stroke melejit ke urutan teratas, diikuti oleh penyakit jantung, diabetes, gangguan persalinan, serta tuberkulosis.

Baca Juga: Peneliti Mancanegara Ajak BPJS Kesehatan Kolaborasi Penelitian

Sementara pada 1990, gangguan persalinan menempati urutan pertama sebagai kasus penyakit terbanyak yang terjadi, disusul infeksi salurah pernafasan basah, gangguan pencernaan, tuberkulosis, dan stroke.

"Penyebab perubahan tren penyakit itu salah satunya disebabkan oleh gaya hidup," ujar Murray saat berkunjung ke Kantor Pusat BPJS Kesehatan, Jakarta, belum lama ini.

Kolaborasi penelitian di bidang kesehatan bersama BPJS Kesehatan sendiri diharapkan dapat membantu memprediksi tren penyakit di masa yang akan datang sehingga upaya promotif dan preventif bisa dipersiapkan sejak dini. Selain itu, juga untuk memetakan pola persebaran penyakit di daerah-daerah Indonesia sehingga upaya promotif preventif yang dilakukan berjalan efektif sesuai dengan kondisi dan karakteristik masing-masing daerah.

Menteri Kesehatan, Nafsiah Mboi yang turut hadir dalam acara tersebut mengatakan, kontribusi yang bisa dilakukan masyarakat adalah dengan berkomitmen menjaga kesehatan. Menurutnya, hampir semua penyakit bisa dicegah dengan mengubah perilaku dan pola hidup menjadi lebih sehat, seperti memperhatikan asupan makanan, olahraga teratur, istirahat cukup, dan menjauhi rokok.

"Kalau kita lihat dari kajian Sub National Burden of Disease, ada beberapa faktor risiko utama, di antaranya pola makan, hipertensi, obesitas, dan rokok," ungkapnya.

Menurutnya, makin cepat seseorang mulai merokok, maka makin cepat ia terkena penyakit tidak menular itu. Hampir semua penyakit tidak menular itu muncul akibat rokok. Karena itu, masyarakat diminta melihat pola penyakit yang muncul ke depan seperti apa. Dengan demikian, upaya pencegahan dapat dimulai dari sekarang melalui upaya promotif dan preventif.

Baca Juga: "Pasien Serangan Jantung Akut Harus Segera Ditangani"

Nafsiah juga mengatakan bahwa masyarakat mempunyai andil yang sangat besar dalam menjaga keberlangsungan Program JKN-KIS. Terlebih, saat ini sudah ada 219,6 juta jiwa atau lebih dari 82% penduduk Indonesia yang tercatat sebagai peserta JKN-KIS. Karena itu, masyarakat harus menjadi peserta yang baik dengan membayar iuran teratur, tidak menunggak.

"Saya selalu bilang, iuran JKN-KIS itu sudah terendah sedunia. Sementara benefit yang diberikan meliputi pelayanan kesehatan berbiaya mahal, seperti jantung, stroke, dan sebagainya. Semuanya ditanggung," tegas Nafsiah.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Agus Aryanto
Editor: Rosmayanti

Bagikan Artikel: