APEC Business Advisory Council (ABAC) Indonesia merekomendsikan para pemimpin ekonomi APEC terkait agenda "Mendorong Ekonomi Inklusif di Kawasan Asia Pasifik".
Berdasarkan keterangan resmi dari ABAC Indonesia, pada tahun ini Indonesia akan menjadi tuan rumah penyelenggara pertemuan ABAC, setelah ABAC I digelar di Atlanta, AS dan selanjutnya ABAC III di China.
Rencananya, pertemuan ABAC II di Jakarta akan dihadiri Presiden Joko Widodo; Menteri Luar Negeri Retno Marsudi, Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita dan Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati.
"Pertemuan ini akan membahas rekomendasi ABAC kepada para Pemimpin Ekonomi APEC yang akan diserahkan pada akhir tahun ini. Agenda utama yang akan dibawakan oleh ABAC Indonesia adalah Mendorong Ekonomi Inklusif di Kawasan Asia Pasifik,” kata Chairman ABAC Indonesia, Anindya N Bakrie, dalam keterangan resminya, di Jakarta, Rabu (10/4/2019).
Baca Juga: Di KTT APEC, Jokowi Singgung Ketimpangan Ekonomi Global
Menurutnya, Asia-Pacific Economic Cooperation (APEC) merupakan kerjasama kawasan untuk memperjuangkan pertumbuhan ekonomi dan kesejahteraan dengan mendorong perdagangan dan investasi, serta mempercepat integrasi ekonomi regional.
Perlu diketahui, pada praktiknya APEC memiliki tangan sektor swasta yang dimandatkan untuk memberikan masukan dalam penyusunan kebijakan para pemimpin APEC yang disebut ABAC.
Lebih lanjut Anindya mengatakan, kegiatan ABAC II Jakarta 2019 ini merupakan bentuk dukungan ABAC Indonesia terhadap pemerintah, khususnya pasca Pemilu/Pilpres 17 April 2019.
“Sebagai bagian dari kekuatan ekonomi global dan memiliki 260 juta penduduk, atau lebih dari 1/3 populasi Asia Tenggara, Indonesia memiliki peran penting dalam pasar global dan regional," ucap Anindya.
Baca Juga: APEC Tersandera Konflik China-AS, Australia Terjebak di Tengah-tengah
The McKinsey Global Institute memperkirakan, Indonesia yang saat ini berada di peringkat ke-16 dalam kekuatan ekonomi global akan berada di peringkat ketujuh pada tahun 2030. Bahkan, PricewaterhouseCoopers meyakini bahwa Indonesia akan menjadi ekonomi terbesar ke-4 di dunia pada 2050.
ABAC Indonesia menilai, keberhasilan Indonesia di tengah gejolak global tidak dapat dipisahkan dari kekuatan fundamental makro ekonomi dalam negeri serta koordinasi kebijakan yang kuat, seperti disebutkan dalam laporan ekonomi triwulanan Bank Dunia pada Desember 2018.
Selain itu, kata Anindya, peluang perekonomian Indonesia ke depan akan didorong oleh peran teknologi digital. "Indonesia memiliki kesempatan berkembang dengan memanfaatkan peran ekonomi digital untuk mendorong produktivitas dan meningkatkan taraf hidup masyarakat," papar Anindya.
Baca Juga: APEC Gagal Capai Kesepakatan, Gara-gara AS dan China?
Sejauh ini ABAC mendukung pengembangan sektor finansial, pemberdayaan perempuan melalui kesamaan akses dan inisiatif ABAC Impact Fund. “Partisipasi perempuan merupakan faktor penting bagi pencapaian pertumbuhan kawasan Asia-Pasifik yang inklusif," kata Anggota ABAC Indonesia, Shinta Widjaja Kamdani dalam kesempatan yang sama.
Shinta menyatakan, ABAC II 2019 juga akan mendorong kewirausahaan perempuan melalui financing and bundling of services serta meningkatkan partisipasi perempuan di tempat kerja melalui inisiatif pembentukan ABAC Impact Fund.
Baca Juga: Jokowi Hadiri Pertemuan Dewan Bisnis APEC
ABAC Impact Fund merupakan inisiatif Indonesia yang akan menjadi kontribusi ABAC dalam mendorong pembangunan ekonomi inklusif di kawasan Asia-Pasifik. ABAC Impact Fund diharapkan menjadi proses menuju Free Trade Area on Asia Pacific (FTAAP).
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Annisa Nurfitri
Editor: Annisa Nurfitri
Tag Terkait: