Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Jumlah Korban Jiwa dalam Bencana Cukup Tinggi, BNPB Akan Fokus Lakukan Ini

Jumlah Korban Jiwa dalam Bencana Cukup Tinggi, BNPB Akan Fokus Lakukan Ini Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Letnan Jenderal Doni Monardo | Kredit Foto: Sufri Yuliardi
Warta Ekonomi, Jakarta -

Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Letnan Jenderal Doni Monardo mengatakan, pihaknya kedepan akan lebih berfokus pada pencegahan bencana agar mengurangi jumlah korban jiwa.

Sejak tahun 2000 sampai dengan 2019 menurut Doni, peringkat Indonesia dalam jumlah korban akibat bencana berada di posisi kedua dunia. Dimana dalam rentang waktu 19 tahun tersebut jumlah total korban mencapai sekitar 180.000 orang.

Baca Juga: Gempa 6,9 SR di Sulteng, BNPB: Jauhi Pantai dan Sungai

"Saya melihat dalam 19 tahun terakhir, Indonesia peringkat kedua dunia dari jumlah korban akibat bencana. Di Indonesia itu total korban sekitar 180.000, salah satu yang terbesar akibat Tsunami Aceh (2004). Peringkat pertama itu Haiti 200 ribu korban," jelas Doni dalam kunjungannya di Graha Pena, (12/4/2019).

Menurutnya, beberapa bencana yang terjadi di tanah air merupakan efek lalainya manusia dalam menjaga keseimbangan ekosistem disekitarnya. Dalam contohnya ia mengatakan, banjir dan longsor yang kerap melanda diakibatkan beberapa faktor seperti pembabatan hutan serta tidak berfungsinya sungai sebagai dengan semestinya.

Baca Juga: BNPB Sebut Aktivitas Gunung Api di Indonesia Mulai Menurun

"Bisa dikatakan ini semua bencana yang terjadi mayoritas karena ulah manusia, sehingga kapasitas kita untuk mencegah harus ditingkatkan. Dan tidak hanya menangani penanggulangan saja," lanjutnya.

Dirinya juga kembali mencontohkan yakni bencana kebakaran hutan gambut yang kerap terjadi di beberapa titik Indonesia. Musibah tersebut hampir terjadi di setiap tahun terutama di Sumatera dan Kalimantan.

Dari adanya hal tersebut pemerintah selalu mengeluarkan dana yang bisa dibilang cukup banyak. Dana tersebut dipergunakan untuk operasional helikopter untuk memadamkan di titik api.

"Setiap tahun itu pemerintah kehilangan uang triliunan rupiah hanya untuk memadamkan api, sedangkan api itu tidak padam-padam. Mengapa? karena kedalaman gambut disana rata-rata 20 meter bahkan sampai 36 meter," tambahnya.

"Ini semua kembali masalah manusia. Bisa dikatakan pembakaran lahan dilakukan manusia dengan sengaja. Intinya, Kita jaga alam, dan alam akan menjaga kita," tegasnya.

Untuk mengatasi terkait kebakaran hutan, BNPB dan Badan Restorasi Gambut (BRG) mendorong program dimana masyarakat untuk menanam kopi liberika di lahan gambut, baik yang pernah atau belum terbakar. Mengingat, kopi sampai dengan saat ini sudah menjadi komoditas yang sangat laris dipasaran.

Sementara itu terkait upaya BNPB dan Pemerintah untuk meminimalisir jumlah Korban Jiwa, diantaranya adalah pembangunan berorientasi pada daerah rawan kebencanaan, melibatkan pakar kebencanaan, dan memberikan peringatan dini yang terintegrasi.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Bambang Ismoyo
Editor: Vicky Fadil

Bagikan Artikel: