PT Bank Tabungan Negara (persero) Tbk atau BTN menilai era industri 4.0 tidak bisa dihindari lagi dalam segala sektor industri. Karenanya, dunia pendidikan perlu dibekali oleh pengetahuan yang sesuai dengan kebutuhan zaman sehingga lulusannya mampu beradaptasi dengan kemajuan teknologi digital.
Direktur Utama BTN Maryono mengatakan, dunia mengalami revolusi teknologi yang cepat dalam dua abad terakhir, yang mengubah cara manusia bekerja, berkehidupan, dan berinteraksi satu sama lain.
"Revolusi teknologi digital ini menimbulkan disruption pada hampir seluruh bidang bisnis di dunia," katanya dalam kuliah umum di hadapan ribuan mahasiswa di Universitas Andalas, Padang, Sumatera Barat, Rabu (24/4/2019).
Menurut Maryono, dalam menghadapi disrupsi tersebut, diperlukan sebuah terobosan dalam leadership style dan cara memimpin organisasi.
Berdasarkan penelitian dari Effective Leadership in Digital Age Research, ada empat hal yang perlu dilakukan pemimpin dalam industri 4.0, di antaranya pertama, customer centric yakni menyelaraskan struktur, proses, dan strategi terhadap pengalaman pelanggan yang tanpa batas memprioritaskan pengembangan yang mengacu pada kebutuhan pelanggan.
Baca Juga: Industri 4.0 Dongkrak Efisiensi dan Produktivitas 40%
Kedua, adaptive & data driven yakni memiliki kemampuan beradaptasi dan me-reorganisasi peluang serta merangkul ketidakpastian menggunakan big data sebagai dasar pengambilan keputusan. Ketiga, technology savvy yakni memahami integrasi dan aplikasi dari teknologi terhadap bisnis, serta terakhir, visionary ialah memiliki visi dan misi yang kuat dan kemampuan untuk mengomunikasikannya.
Maryono menambahkan, leadership 4.0 merupakan solusi pendekatan gaya kepemimpinan dalam menghadapi era digitalisasi.
"Seorang pimpinan harus mampu menyederhanakan proses pengambilan keputusan. Digital leaders akan cenderung lebih transparan dan akan mendistribusikan pengambilan keputusan di seluruh bagian organisasi," ungkapnya.
Selain itu, pimpinan juga harus mampu memprioritaskan keragaman dan inklusi. Perusahaan memiliki banyak program terkait keragaman, memahami dampak positif keragaman pada budaya, dan menyamakan peningkatan keragaman dan kinerja keuangan.
Lalu, mendengarkan eksekutif muda. Pasalnya generasi milenial akan menduduki 50% dari angkatan kerja saat ini, dan mereka akan mempunyai kendali untuk mengubah budaya korporasi. Dan terakhir, berinvestasi pada teknologi generasi masa depan.
"Saat ini, lebih dari 50% pemimpin telah bekerja mengandalkan kecerdasan buatan atau biasa disebut artificial intelligence (AI) dan pembelajaran mesin (machine learning). Universitas dapat mendukung pembentukan kepemimpinan 4.0 melalui kombinasi pengembangan beberapa fundamental dan modern soft skill," terang Maryono.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Fajar Sulaiman
Editor: Rosmayanti
Tag Terkait: