Direktur Utama PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk (BTN), Maryono menilai masih ada ruang bagi BTN untuk menurunkan suku bunga baik dana pihak ketiga (DPK) maupun kredit sesuai dengan arahan Pemerintah.
Apalagi, lanjutnya, penurunan suku bunga tersebut memiliki dampak berlipat seperti peningkatan daya beli hingga penurunan rasio kredit bermasalah (non-performing loan/NPL).
?Kami melihat masih ada ruang untuk penurunan itu. Namun, kami berharap ada inisiator agar penurunan bunga ini agar dilakukan seluruh bank secara bersama-sama. Intinya kami akan mendukung itu karena akan membawa suatu kondisi ekonomi yang kondusif yang berujung pada tujuan yang baik bagi semua,? kata Maryono di Jakarta, Kamis (14/9/2017).
Adapun memasuki awal paruh kedua tahun ini, pertumbuhan penyaluran kredit bank yang berfokus di sektor perumahan tesebut pun terus melaju. Pada bulan Agustus 2017 saja, Bank BTN telah menyalurkan kredit KPR (monthly disbursement) untuk sekitar 22.666 unit atau melesat 62,3% secara tahunan (year-on-year/yoy) dibandingkan pada bulan yang sama tahun sebelumnya.
"Secara nilai, penyaluran KPR pada bulan Agustus 2017 tersebut setara Rp3,65 triliun atau naik 66,2% yoy," ungkapnya.
Sementara penyaluran KPR BTN Subsidi pada bulan Agustus 2017 pun mencatatkan lonjakan signifikan atau naik 90.7% yoy menjadi sekitar Rp2,1 triliun. Kemudian, penyaluran KPR BTN Non-subsidi pada Agustus 2017 melesat 41,4% yoy menjadi sekitar Rp1,54 triliun.
"Pada bulan Agustus ini, kami memang banyak mengalami peningkatan di hampir seluruh elemen bisnis. Dengan capaian tersebut, kami meyakini target pertumbuhan kredit sebesar 20%-22% akan tercapai pada tahun ini,? tutur Maryono.
Sebelumnya Rapat Dewan Gubernur Bank Indonesia (RDG BI) pada tanggal 21-22 Agustus 2017 memutuskan untuk menurunkan BI 7-day Reverse Repo Rate (BI 7-day RR Rate) sebesar 25 bps dari 4,75% menjadi 4,50%. Penurunan ini juga diikuti dengan suku bunga Deposit Facility yang turun 25 bps dari 4,00% menjadi 3,75% dan Lending Facility dari 5,50% menjadi sebesar 5,25%.
Dengan pelonggaran ini, BI berharap penurunan suku bunga kredit lebih cepat terealisasi, sehingga pertumbuhan kredit bisa dilakukan lebih ekspansif lagi. Dengan begitu pertumbuhan ekonomi dapat lebih tinggi lagi dibandingkan dua triwulan 2017 sebelumnya yang mengalami kelesuan akibat menurunnya konsumsi rumah tangga dan pergeseran belanja pemerintah, serta meningkatkan intermediasi perbankan.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Fajar Sulaiman
Editor: Rizka Kasila Ariyanthi
Tag Terkait:
Advertisement