Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Rini M Soemarno meninjau kegiatan operasional pabrik pengolahan gabah di Sentral Pengolahan Beras Terpadu (SPBT) atau Rice Milling Unit (RMU) di Desa Taringgulandeuh, Kiarapedes, Purwakarta, Jawa Barat, Jumat (26/4/2019).
RMU Desa Taringgulandeuh merupakan salah satu dari tiga RMU di Purwakarta yang dibangun PT Bank Tabungan Negara (BTN) sebagai upaya perseroan untuk mendukung program kewirausahaan pertanian yang bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan petani dan usaha desa.
RMU Kecamatan Kiarapedes yang beroperasi sejak November 2018 ini memiliki kapasitas produksi sebesar 1,5 ton per jam dan mampu menampung gabah sebanyak 40-50 ton. Gabah diambil dari petani-petani di Purwakarta dan sekitarnya hingga mengasilkan beras dengan kualitas baik dengan kapasitas produksi 6-6,5 ton per hari. Kompleks RMU dikelola secara profesional oleh Gapoktan Bersama.
Dengan program kewirausahaan pertanian ini, pendapatan kelompok tani di Taringgulandeuh diharapkan meningkat. Masyarakat bisa menjual gabah dengan harga yang biasa dijual Rp4.700 kg dari sebelumnya seharga Rp4.000 per kg. Kenaikan harga jual gabah didorong oleh penggunaan mesin pengeringan padi yang optimal. Beras yang dihasilkan selanjutnya dijual di kisaran Rp11.000 dengan off taker dari BUMDes Bersama.
Baca Juga: Tingkatkan Kesejahteraan, BTN Bina 10.812 Petani Purwakarta
"Saya dengar ini salah satu RMU yang sudah maju di wilayah ini. Ini yang terus saya dorong, BUMN bisa membantu petani mendorong pendapatan dan kesejahteraan hidupnya. Terima kasih pada BTN yang sudah bekerja sama dengan kelompok tani di sini," jelas Menteri Rini dalam keterangannya.
Sejak November 2018, BTN menjalankan program mewirausahakan petani dan membentuk badan usaha dengan nama PT Mitra BUMDes Bersama Waponsa Maju Sejahtera yang dimiliki PT Mitra BUMDes Bersama (51%) dan Perusahaan Umum Daerah (49%). PT Mitra BUMDes Bersama merupakan gabungan dari empat Gapoktan di Purwakarta.
BTN juga memberikan bantuan CSR ke empat Gapoktan berupa mesin traktor, mesin rontok padi, dan mesin pembasmi hama ke kelompok tani.
"Ini baru permulaan dan percontohan. Nanti keuntungannya 80% akan kami kembalikan ke kelompok tani. Program seperti ini saya terus dukung, saya harapkan ini bisa menjadi percontohan yang selanjutnya bisa dibangun di wilayah lain di Purwakarta maupun di Jawa Barat," tegas Menteri Rini.
Selain RMU, BTN juga menggandeng IPB dan Pemda Purwakarta untuk mengembangkan pertanian organik terintegrasi. Integrasi tersebut dimulai dari proses pratanam hingga pascapanen.
"Melalui sistem terintegrasi ini, kami bisa secara tepat sasaran menyalurkan KUR bagi para petani. Dengan begitu, kami berharap para petani tidak lagi terlibat dengan para tengkulak dan berimbas pada kesejahteraan petani yang terjamin dan harga pangan yang terjaga," harap Menteri Rini.
Baca Juga: Sah, Kementan Resmi Membuka Museum Pertanian di Bogor
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Bambang Ismoyo
Editor: Rosmayanti