Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Lusa, TKN Bakal Bongkar Kecurangan Kubu 02

Lusa, TKN Bakal Bongkar Kecurangan Kubu 02 Kredit Foto: Sufri Yuliardi
Warta Ekonomi, Jakarta -

Tim Kampanye Nasional (TKN) Joko Widodo (Jokowi)-Ma'ruf Amin berencana membeberkan sejumlah dugaan praktek kecurangan yang dilakukan kubu capres-cawapres nomor urut 02, Prabowo Subianto-Sandiaga Uno di Pilpres 2019.

Direktur Advokasi dan Hukum TKN, Ade Irfan Pulungan mengatakan, pihaknya berencana merilis bentuk keculasan dari kubu 02 yang terjadi di beberapa tempat pemungutan suara (TPS) pada Senin, 29 April 2019 mendatang. Kini, pihaknya sedang melakukan identifikasi seluruh laporan kecurangan yang diterima.

 Baca Juga: Menang Pun Kami Ungkap Kecurangan Pemilu

"Kami menargetkan hari Senin akan ungkap adanya kecurangan-kecurangan yang terjadi di beberapa TPS, yang itu juga dilakukan oleh pihak 02," kata Ade di Posko Cemara, Jakarta Pusat, Sabtu (27/4/2019).

Berdasarkan laporan dari seluruh relawan dan saksi yang ada di setiap provinsi, kata dia, jumlah kecurangannya mencapai sekira 15 ribu kasus. Namun, ia memperkirakan jumlah itu masih akan bertambah.

Baca Juga: TKN Ajak BPN Transparan, Berani?

"Terakhir informasinya kemarin terus bertambah, lebih dari 15 ribu, bakal diatasnya," kata dia.

Ade menjelaskan, mereka biasanya melaksanakan praktek kecurangan tak hanya saat pemungutan suara, melainkan juga dilakukan saat penghitungan suara. Tapi, ia meyakini masih banyak jenis-jenis pelanggaran pemilu yang dilakukan kubu 02.

"Nah, itu yang kami belum secara rinci mendatanya," ujarnya.

Dalam rilis nanti, kata Ade, pihaknya akan menyertakan bukti-bukti bahwa peristiwa kecurangan itu benar dilakukan oleh mereka. Lalu, TKN akan melaporkan peristiwa itu ke Bawaslu agar lembaga pengawas pemilu itu dapat segera mengusutnya.

"Setelah mendapatkan gambaran secara rinci, ya kita laporkan. Kan kita enggak mau juga melapor enggak ada keterangan dan data yang valid, atau buktinya kurang kuat," ujar Ade.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Vicky Fadil

Bagikan Artikel: