PT Solusi Bangun Indonesia Tbk (SBI) mencatat penjualan di kuartal I 2019 turun tipis 0,03% karena curah hujan dan pasar yang stagnan. Meski begitu, pendapatan perseroan meningkat 2,8%, yakni menjadi Rp2,35 triliun dari sebelumnya Rp2,29 triliun di kuartal I 2018.
Akibat dari kenaikan pendapatan tersebut, SBI mampu menyisakan kerugian sebesar 63% menjadi Rp123 miliar di kuartal I tahun ini dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu sebesar Rp332 miliar.
"Di tengah ketatnya persaingan dan permintaan pasar yang relatif stagnan, SBI mencatatkan peningkatan pada pendapatan dari penjualan bersih sebanyak 2,8% dari Rp2.285 miliar di 2018 menjadi Rp2.349 miliar pada kuartal I 2019," kata Diah Sasanawati, Corporate Communications Manager SBI, dalam pernyataan resminya.
Baca Juga: Tender Offer 1,48 Miliar Saham, SMCB Siapkan Dana Rp3,11 T
Mengantisipasi kinerja pada kuartal II 2019, SBI memproyeksikan pasar masih akan menantang dengan cuaca yang belum stabil, melambatnya pembangunan sehubungan Ramadan dan libur Hari Raya Idul Fitri mendatang, serta hasil pemilihan umum.
"Untuk itu, SBI akan terus melakukan sinergi dengan Semen Indonesia Group (SMIG) untuk tetap berupaya meraih hasil positif, melalui optimalisasi aset, jaringan distribusi, serta melanjutkan program-program efisiensi yang terus berjalan," tegasnya.
Sejak bergabung dengan SMIG, lanjut Diah, SBI melakukan transformasi untuk mencapai sinergi dan memperbaiki kinerja perusahaan. Melalui perluasan jangkauan pasar dan program-program efisiensi yang dilakukan secara internal, SBI mampu mencetak laba sebelum bunga dan pajak penghasilan yang positif sebesar Rp120 miliar, dibandingkan kerugian yang dialami pada kuartal pertama I 2018.
Baca Juga: Sektor Semen Mulai Menggeliat, Akankah Kinerja Keuangan Positif?
Asosiasi Semen Indonesia melaporkan penjualan semen dalam negeri mengalami penurunan 0,2% atau sebesar 15,7 juta ton pada kuartal I 2019, sedangkan ekspor melonjak 97% menjadi 1,37 juta ton. Lemahnya penjualan terutama terjadi di Pulau Jawa dan Sumatera, umumnya karena musim hujan, anggaran belanja pemerintah yang belum terealisasi, serta suasana menjelang pemilihan umum (pemilu) lalu turut memengaruhi laju proyek-proyek pembangunan.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Rosmayanti