Menteri Koperasi dan UKM, Puspayoga, mengimbau koperasi dalam lingkungan PT Garuda Indonesia untuk bersatu agar dapat tumbuh dan berkembang menjadi koperasi besar. Bergabungnya koperasi-koperasi tersebut dinilai mampu meningkatkan aset dan mempercepat pengembangan usaha.
"Saya dengar dari Pak Askhara (Dirut Garuda Indonesia) bahwa di lingkungan Garuda Indonesia memiliki beberapa koperasi. Saya juga sepakat dengan pak Dirut, agar koperasi di Garuda Indonesia ini bersatu dulu, saya yakin akan cepat besar," kata Menteri Puspayoga pada Rapat Anggota Tahunan (RAT) Koperasi Awak Pesawat Garuda Indonesia (Koapgi) XVII tahun buku 2018, Kamis (2/5/2019).
Baca Juga: Berkonsep Koperasi, Tokokarya Inkopkar Hadir di Indonesia Timur
Menteri mengatakan beberapa koperasi di tanah air yang kini sudah besar juga karena bersatu lebih dulu, seperti KWSG (Koperasi Warga Semen Gresik) Semen Gresik Group, KISEL (Koperasi Seluler) PT Telkomsel.
"Aset mereka triliunan, saya yakin Koapgi dan koperasi di Garuda Indonesia bisa seperti mereka," tambah Menteri.
Dirut PT Garuda Indonesia (persero), Ari Askhara, pada saat yang sama juga mengimbau kepada koperasi di lingkungan BUMN penerbangan untuk bersatu sebelum melakukan pengembangan usaha.
Baca Juga: Ingin Hapus Citra Buruk, Kemenkop-UKM Minta Koperasi Tingkatkan Kinerja
"Di Garuda Indonesia ada Kokarga (Koperasi Karyawan Garuda Indonesia), ada juga koperasi di anak perusahaan. Pengalaman saya saat di Pelindo III dan Wijaya Karya, dengan bersatu dulu koperasi, ya akan cepat besar," kata Askhari yang sempat membina koperasi di dua BUMN tersebut.
Askhara mengatakan di Pelindo III sempat ada beberapa koperasi. Ia meminta koperasi tersebut bergabung dulu, setelah itu baru membuka peluang pada koperasi untuk menjalankan sepertiga usaha Pelindo III. Hasilnya pada 2013 koperasi karyawan di Pelindo mampu membukukan SHU Rp14 miliar.
Askhara yakin banyak peluang bisnis yang nanti bisa dikerjakan oleh koperasi di PT Garuda Indonesia, jika sudah melebur dalam satu koperasi.
Sementara itu Ketua Koapgi, Rimond Barkah Sukamdi mengakui, perjalanan Koapgi dalam beberapa tahun terakhir terasa berat, terutama setelah masuknya bank bank BUMN yang memberikan pinjaman murah kepada anggota.
"Selama ini KSP menjadi andalan kami, jadi dengan masuknya bank BUMN ini, kami kalah bersaing," katanya.
Dalam RAT itu, Koapgi membukukan SHU sebesar Rp1,69 miliar atau turun dibandingkan tahun 2017 yang mampu meraih SHU Rp4 miliar. Penurunan juga terjadi pada aset yang di 2018 menjadi Rp147 miliar dibanding aset 2017 yang masih Rp172 miliar.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Ning Rahayu
Editor: Kumairoh
Tag Terkait: