OVO, platform pembayaran digital dari Lippo Group, meluncurkan fitur terbaru bernama OVO PayLater, sebuah kartu kredit digital. Dengan hadirnya fitur itu, produk layanan finansial OVO pun akhirnya merambah ke sektor kredit.
Perilisan produk itu membuat OVO membuka akses kredit ke jutaan penduduk Indonesia, sekaligus mendukung tren pertumbuhan penjualan ritel di tanah air. Fitur tersebut akan diuji coba mulai hari ini hingga akhir Juni.
“Dengan terobosan ini, OVO secara langsung melayani 96% penduduk Indonesia yang tidak memiliki akses pinjaman untuk melakukan transaksi ritel,” ujar Direktur OVO, Harianto Gunawan, Jumat (10/5/2019) di Jakarta.
Baca Juga: Dulu Kerja di Telkomsel, Perempuan Ini Malah Banting Setir Bangun OVO!
Fitur OVO PayLater tersedia setelah platform tersebut mengakuisisi Taralite beberapa waktu lalu. Hal itu merupakan bagian dari strategi OVO sebagai ekosistem terbuka dalam model ekonomi digital.
“Strategi ekosistem terbuka juga memungkinkan kami untuk berkolaborasi dan bermitra dengan berbagai pihak sehingga memampukan kami untuk mewujudkan pertumbuhan bisnis berkelanjutan," tambah Herianto.
Masing-masing pengguna akan mendapatkan limit kredit minimal Rp10.000 dan maksimal Rp10 juta pada periode uji coba. Pinjaman itu dapat berlaku untuk periode bulanan ataupun tahunan.
Baca Juga: Kolaborasi OVO dan Dompet Dhuafa Hadirkan Pendidikan dan Air Bersih di Palu
Lebih lanjut, tidak ada bunga yang dikenakan dalam pembayaran kredit di akhir bulan hingga uji coba berakhir. Setelahnya, besaran bunga OVO PayLater akan mirip dengan skema bunga kartu kredit yang umumnya berada di kisaran 2,25%-2,95%.
Persetujuan kredit dari OVO PayLater diklaim hanya memakan waktu 14 detik. Limit yang diberikan dapat digunakan di 200 ribu merchant ritel modern seperti Hypermart, ACE Hardware, Hoka-Hoka Bento, dan Bakmi GM.
Untuk bisa menggunakan fitur kartu kredit digital itu, pengguna harus melakukan e-KYC lebih dulu. Sebab, fitur baru tersedia untuk pengguna premium yang sudah terapkan langkah e-KYC.
OVO telah tersedia di 115 juta perangkat dan bisa digunakan untuk pembayaran, transfer, isi ulang, dan tarik dana, serta pinjaman manajemen aset dan investasi. Platform itu sudah hadir di lebih dari 300 kota di Indonesia.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Tanayastri Dini Isna
Editor: Kumairoh
Tag Terkait: