Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Suri Teladan, Jejak Bisnis Rasulullah SAW Sejak Usia 12 Tahun

Suri Teladan, Jejak Bisnis Rasulullah SAW Sejak Usia 12 Tahun Kredit Foto: Istimewa
Warta Ekonomi, Jakarta -

Suri teladan seluruh umat muslim di dunia adalah Nabi Muhammad SAW. Salah satu sikap yang mulia dari Baginda Rasul adalah jiwa sebagai pebisnis.

Nabi memulai belajar berdagang ketika berusia 12 tahun. Sang paman mengajak beliau ke Negeri Syam untuk ikut berdagang. Demikian dikutip dari Buku Bisnis Rasulullah, Malahayati S Psi, Great Publisher, Jumat (10/5/2019).

Dari sini jiwa entrepreneuship Baginda Rasul mulai terasah. Beliau dan sang paman melakukan perjalanan bisnis ke beberapa negara, antara lain Syiria, Jordan dan Lebanon. Nabi cukup cerdas untuk menangkap peluang bisnis yang berkembang pesar di sana adalah perdagangan.

Baca Juga: Ojo Loyo! 5 Trik Biar Kamu Tetap Semangat Bekerja di Bulan Puasa

Sebab, tanah kota Makkah secara geologis cukup keras sehingga sulit untuk bercocok tanam. Maka, peluang menjadi pengusaha lebih besar daripada menjadi petani. Kejelian ini yang membuat Nabi menekuni bidang perdagangan.

Sebenarnya tidak heran jika dalam diri Nabi Muhammad SAW bergelora jiwa bisnis. Ternyata, latar belakang keluarganya sendiri adalah pebisnis.

Bukan sekadar pebisnis biasa, namun juga pebisnis kuat dan sukses. Sejarah mencatat, empat orang putra Abdul Manaf (kakek dari kakeknya) adalah pemegang izin kunjungan danjaminan keamanan dari para penguasa dari negara-negara tetangga seperti Syiria, Iran, Yaman dan Etiopia. Mereka membawa kafilah-kafilah bisnisnya ke berbagai negara tersebut secara aman dan lancar.

Baca Juga: Hikmah Ramadan, Nabi Muhammad SAW Mengajarkan Hidup Sederhana

Sejarah kontemporer kaum Quraisy saat itu juga sedang dalam momentum yang sangat bagus. Nabi SAW dilahirkan pada masa kamum Quraisy mencapai kejayaan dalam perdagangan.

Sejak kecil, beliau dirawat kakeknya Abdul Mutholib yang juga seorang pebisnis. Setelah kakeknya meninggal, beliau kemudian tinggal bersama pamannya Abu Thalib yang juga berkecimpung di bisnis perdagangan.

Lengkal sudah daya dukung interal dan eksternal yang dimiliki Nabi SAW saat itu. Bersatunya dua faktor ini kemudian membuat nama beliayu harum dalam bidang perdagangan di kemudian hari.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Clara Aprilia Sukandar
Editor: Clara Aprilia Sukandar

Bagikan Artikel: