Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Kredit Motor Lebih Murah daripada Naik Ojol, Masa Iya?

Kredit Motor Lebih Murah daripada Naik Ojol, Masa Iya? Kredit Foto: Antara/Yulius Satria Wijaya
Warta Ekonomi, Jakarta -

Masyarakat di Indonesia saat ini dimanjakan dengan berbagai macam tawaran moda transportasi umum. Namun, kenaikan tarif yang ditetapkan pemerintah untuk ojek online banyak disayangkan penikmat jasa dan juga para driver. Benarkah, ongkos ojek online saat ini jatuhnya lebih mahal daripada kredit motor?

Tidak semua pengguna ojek online ini merasa nyaman dengan ketetapan tarif tersebut. Seperti yang diketahui, pemerintah baru saja menetapkan tarif baru untuk ojek online (Ojol) hingga Rp2.500 per kilometer.

Pasalnya, mereka merasa tarif yang ditetapkan sidikit lebih mahal sehingga pengeluaran pun makin besar. Apalagi di kondisi tertentu, tarif Ojol lebih mahal dibandingkan dengan yang ditetapkan pemerintah.

Baca Juga: Harusnya Pemerintah Buat Aturan Promo Ojol

“Selalu ada kelebihan dan keuntungan jika kita memilih untuk menggunakan moda transportasi publik. Keuntungannya, lebih hemat tenaga dan tidak perlu repot menentukan rute perjalanan agar tidak terkena macet, tapi kekurangannya kita harus menyediakan dana lebih untuk biaya perjalanan,” ungkap Perencana keuangan, Endy Kurniawan.

Untuk mengetahui perbandingan mana yang lebih hemat antara menggunakan ojek online dan membawa kendaraan sendiri, Endy pun memberikan gambaran jelas untuk Anda.

“Bila kita membeli motor baru dengan harga berkisar antara Rp14 juta sampai Rp20 juta, tentunya kita sudah bisa memperkiran berapa biaya cicilan yang harus di simpan setiap bulannya. Misalkan saja, untuk jangka waktu 35 kali bayar, berarti biaya yang harus di keluarkan untuk membayar cicilan sebesar Rp900.000,” ungkapnya.

Baca Juga: 75% Pelanggan Tidak Puas atas Tarif Baru, Permintaan Jasa Ojol Amblas

Harga total kendaraan akan lebih murah lagi jika tenor cicilan lebih pendek. Meskipun dari sisi cicilan terlihat lebih mahal. Biaya tambahan yang perlu dikeluarkan hanya biaya perawatan yang rata-rata dua kali setahun. Juga biaya bahan bakar (BBM) sesuai dengan kebutuhan perjalanan.

“Sebagai contoh, motor yang di gunakan berjenis matic, untuk menempuh jarak dari rumah ke kantor Sejauh 51,7 km paling tidak membutuhkan bensin sebanyak 1 liter perhitungan kasarnya adalah 50 km/liter. Berarti untuk per 10 km nya motor yang digunakan mengkonsumsi 0,2 liter,” jelas perencana keuangan dari Salama Mitra Investasi itu.

Sementara itu, jika melihat harga BBM saat ini ‎untuk jenis pertalite Rp7. 650 dan pertamax Rp9.850 per liter.

Bila melihat hal ini maka, biaya yang harus dikeluarkan untuk jarak 10 km sebesar Rp1.530 jika menggunakan pertalite, sedangkan jika menggunakan pertamax biaya yang dikeluarkan sebesar Rp1.970.

Jika dikalikan dalam waktu satu bulan biaya yang harus dikeluarkan untuk bensin sebesar Rp45.900 sampai Rp59.100. Artinya, biaya yang harus dikeluarkan per bulan hanya Rp1 juta hingga Rp1,2 juta termasuk biaya perawatan.

Bandingkan dengan biaya untuk membayar Ojol. Jika suami istri bepergian setiap hari menggunakan Ojol, biaya yang dikeluarkan tentu sangat besar.

Baca Juga: Wajib Lindungi Pengguna, Begini Langkah Go-Jek dan Grab Patuhi Aturan Ojek Online

“Jika dalam satu bulan butuh hampir Rp59.100 untuk bensin jika menggunakan pertamax dan ditambah dengan biaya cicilan serta perwatan. Total pasti yang harus dikeluarkan se tiap bulannya bisa mencapai Rp1.159.100,” katanya.

Bila dibandingkan dengan biaya menggunakan ojek online tentunya akan jauh berbeda, karena untuk ojek online menetapkan tarifnya sesuai dengan berapa kilometer tempat yang akan dituju.

Hal senada pun juga dijelaskan oleh perencana keuangan dari Independent Financial Planner,Tatadana Consulting, Aprida, seperti yang di ketahui saat ini ketetapan tarif ojek online sudah naik disesuaikan dengan jarak per kilometer.

Aprida menambahkan, kita harus mempersiapkan dana lebih jika ingin menggunakan transportasi umum seperti ride sharing yang bisa memerlukan biaya anatara Rp20 ribu hingga Rp50 ribu untuk perjalanan yang membutuhkan jarak lebih panjang.

“Saya pun pernah mencoba menggunakan ojek online untuk berangkat kekantor. Dari Kebayoran Baru ke Depok, saya dikenakan tarif sebesar Rp59.000. Artinya jika saya melakukan perjalanan pulang-pergi selama sebulan bekerja (22 hari) dengan menggunakan ojek online bisa mencapai Rp1,2juta. Jika dikalikan dalam setahun bisa mencapai Rp15,7 jutaan,” ungkap Aprida.

Baca Juga: Waduh! Tarif Ojol Bakal Dievaluasi Ulang

Aprida menambahkan hal ini akan lebih menguntungkan bila kita memilih untuk pindah ke moda transportasi lain yang lebih terjangkau atau menggunakan kendaraan pribadi.

Pastinya kita akan bisa menyimpan anggaran dana untuk kebutuhan yang lain. Dengan menggunakan kendaraan pribadi biaya yang dikeluarkan akan jauh lebih hemat.

“Selalu ada keuntungan dan kelebihan dari setiap pilihan. Hanya saja dengan membawa kendaraan sendiri kita bisa menyisihkan sebagian dana dari penghasilan bulanan,” jelas Aprida.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Clara Aprilia Sukandar

Bagikan Artikel: