Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Wiranto Sering Dituduh Bagian dari Orba, Padahal...

Wiranto Sering Dituduh Bagian dari Orba, Padahal... Kredit Foto: Muhamad Ihsan
Warta Ekonomi, Jakarta -

Ini untuk kedua kalinya Wiranto dalam posisi kritis. Demikian cerita Menkopolhukam Wiranto dalam acara “Buka Puasa Menkopolhukam Bersama dengan Pimpinan Redaksi Media Massa” Jumat (17/5) malam di Jakarta. “Sebelumnya saya mengalami pada tahun 1998,” ceritanya.

 

Sialnya, cerita Wiranto, ada saja masyarakat yang bersikap nyinyir pada saat-saat penting seperti ini. “Ketika saya membentuk tim hukum untuk mengamati ucapan-ucapan yang membahayakan negara (makar), ada yang bilang ‘Wiranto kumat Orde Baru-nya,’ “ cerita Wiranto sambal tertawa.

 

Baca Juga: Wiranto Cerita Sialnya Jadi Panglima ABRI Tahun 1998

 

Padahal, lanjut Wiranto, pihaknya ada di Kelompok Orba sebagai Menhankam/Pangab cuma tiga bulan. “Berbeda dengan Menhankam/Pangan sebelum saya (Feisal Tanjung – Red.) yang mengalaminya selama 5 tahun,” tambah Wiranto. Sialnya, baru tiga bulan menjabat, negara dalam keadaan krisis.

 

Nah, lanjut Wiranto, di masa itu sebenarnya jadi Menhankam/Pangab kuatnya bukan main. “Saya diperbolehkan membuat kebijakan apa pun untuk menyelamatkan negara,” lanjutnya. Bahkan, kalau mau mengambil alih kekuasaan pun bisa. “Toh, hal itu tidak saya lakukan karena saya tidak mau membenturkan rakyat dengan penguasa,” tegasnya. “Karena saya masih waras,” ujarnya sambal tertawa.

 

Baca Juga: "Jangan Terlalu Berlebihan Pak Wiranto"

 

Nah, lanjut Wiranto, pihaknya berharap saat ini kondisinya tidak mengarah ke arah perpecahan. “Kalau sampai terjadi konflik, risikonya terlalu berat,” tegas Wiranto. Dan, dia berjanji akan bertindak dengan tegas kalau ada pihak-pihak yang mau memaksakan kehendaknya.

 

Seperti di masa Orde Baru? Mudah-mudahan tidak.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Muhamad Ihsan
Editor: Annisa Nurfitri

Bagikan Artikel: