VIVA – Jelang pengumuman hasil Pemilu Presiden 2019 pada 22 Mei mendatang, ratusan ulama, habib, pimpinan pondok pesantren serta cendekiawan se-Sumatera Selatan menyerukan Indonesia damai dalam acara Multaqo Ulama di Hotel Swarna Dwipa Palembang, Minggu malam, 19 Mei 2019.
Masyarakat diminta dapat menghormati keputusan rakyat Indonesia terhadap pilihan pemimpin periode mendatang sehingga terciptanya suasana yang damai dan sejuk usai berlangsungnya pesta demokrasi 2019.
Inisiator Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama Sumatera Selatan, Hendri Chandra, mewakili tokoh-tokoh ulama menyampaikan ada sembilan maklumat sebagai seruan damai Indonesia.
Masyarakat diminta untuk melepaskan atribut pendukung pasangan calon nomor urut 01 maupun 02. Hal ini demi menghindari terjadinya perpecahan yang dapat merugikan bangsa Indonesia.
\"Hindari gesekan-gesekan, kita semua sudah menyalurkan hak suara pada 17 April lalu. Maka siapa pun yang menjadi presiden adalah takdir Allah,\" kata Hendri.
Dia mengimbau kepada seluruh masyarakat untuk legawa dan menerima keputusan siapa pun Presiden RI mendatang setelah ditetapkan lembaga penyelenggara pemilu KPU.
Ketua PP Muhammadiyah Sumatera Selatan, Romli, juga menyampaikan seruan Indonesia damai. Menurutnya, hajat besar Pilpres tidak menutup kemungkinan terjadi perbedaan dan gesekan antara pendukung.
Namun hal itu bukan karakteristik masyarakat Indonesia. Karena masyarakat Indonesia dikenali sebagai masyarakat yang memiliki karakter gotong royong dan musyawarah.
\"Saya mewakili pimpinan Muhammadiyah Sumatera Selatan mohon tetap tenang persoalan pemilu ada penyelenggaranya, kalau ada penyimpangan ada prosedur hukum. Jangan coba-coba menyelesaikannya dengan hukum sendiri. Kita bersatu, sejuk damai berada di tengah tengah masyarakat. Siapa pun yang terpilih kita tetap legawa,\" ujarnya.
Adapun 9 maklumat yang disampaikan dalam Multaqo Ulama sehubungan dengan Pemilu 2019 yaitu:
1. Umat Islam agar memanfaatkan momentum bulan suci Ramadan ini untuk mencapai ketaqwaan yang sempurna, meningkatkan taqorub kepada Allah SWT dan senantiasa berdoa untuk bangsa agar tetap kondusif, tenteram, aman dan damai
2. Mempererat silaturahim antar sesama anak bangsa, memperkokoh ukhuwah islamiyah, ukhuwah wathoniyah, ukhuwah basyariyah menjauhi saling fitnah, pertengkaran, perpecahan dan tindakan tercela lainnya serta saling memaafkan satu sama lain
3. Terus meneguhkan komitmen kesetiaan kepada Pancasila, UUD 1945, Bhinneka Tunggal Ika dan NKRI karena itu semua sudah sejalan dengan ajaran Agama Islam
4. Berkomitmen menjaga stabilitas keamanan, perdamaian dan situasi yang kondusif dengan mengedepankan persamaan sebagai umat manusia yang saling bersaudara (ukhuwah insaniyah) dan tidak mempertajam perbedaan yang bersifat kontra produktif
5. Menghindari segala bentuk provokasi, fitnah dan kekerasan selama dan sesudah bulan suci Ramadan
6. Mentaati peraturan dan perundang-undangan yang berlaku di seluruh wilayah NKRI sebagai pengejawantahan hubungan yang konstruktif dan penuh rasa hormat kepada pemerintah yang sah (Ulil Amri) karena hal ini sangat jelas diajarkan di dalam agama Islam yang kita anut
7. Tidak terpancing untuk melakukan aksi-aksi inkonstitusional baik langsung maupun tidak langsung karena tindakan inkonstitusional bertentangan dengan ajaran Islam.dan dapat mengarah kepada tindakan bughot
8. Saling fastabiqul khairot guna meningkatkan kekuatan ekonomi umat agar dapat turut aktif dalam mengentaskan kemiskinan, mengatasi ketimpangan berbagai hal serta mengejar ketinggalan terhadap penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi
9. Melakukan sosialisasi hasil multaqo ini pada berbagai forum acara berkelanjutan agar tercipta sinergitas antarulama, habib, pimpinan pondok pesantren dan cendikiawan Muslim bersama seluruh umat Islam. (ren)
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Cahyo Prayogo
Tag Terkait: