PT Bursa Efek Indonesia (BEI) telah mempersiapkan diri jika Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) turun terlalu dalam. Manajemen BEI pun sudah melakukan uji coba protokol krisis di pasar modal. Direktur Perdagangan dan Pengaturan Anggota Bursa BEI, Laksono Widodo mengatakan bahwa protokol krisis yang sudah di uji coba tersebut untuk mengantisipasi apabila IHSG turun hingga 10% dalam sehari.
“Protokol krisis selalu ada, cuma kita biasanya kan lihat ke pasar bahwa apabila dalam sehari itu mulai turun lebih dari 2%, kalau 5% kita mulai meeting dengan para otoritas, dan sampai dengan turun 10% itu ada auto-hold yang dimana hari Sabtu kemarin sudah dicoba di antara para anggota bursa dan juga kita IDX ini dan berjalan dengan lancar. Jadi kita juga mempersiapkan itu,” katanya, di Jakarta, Senin (20/5/2019).
Baca Juga: Investor Asing Kabur Karena Khawatir Aksi 22 Mei
Laksono mengakui jika sentimen negatif yang menerpa IHSG baik dari dalam dan luar negeri memang cukup membuat pihaknya dan pelaku pasar khawatir. Pasalnya, bila dilihat ada beberapa sentimen negatif yang berpotensi membawa IHSG turun seperti kinerja perusahaan tercatat di kuartal pertama yang lebih rendah dibandingkan dengan prediksi analis.
Baca Juga: Bursa Beberkan Penyebab IHSG Anjlok, Termasuk Kondisi Politik!
Ditambah, data makro pun kurang bersahabat, kondisi politik yang memanas jelang pengumuman KPU di tanggal 22 Mei mendatang serta meningkatnya tensi perang dagang antara Amerika Serikta dan China.
“Apakah kami worry tentu kami worry. Tapi, apakah ini kejadian yang luar biasa saya rasa enggak. Jadi menurut saya business as ussual ga ada alasan untuk panik-panik ya,” pungkasnya.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Annisa Nurfitri
Editor: Annisa Nurfitri