Perkembangan arbitrase internasional merupakan hal yang menarik mengingat sengketa komersial internasional terus meningkat setiap tahun, khususnya di wilayah yang memiliki cakupan ekonomi yang luas, seperti wilayah Asia Pasifik. di mana di negara-negara tersebut juga terdapat lembaga-lembaga arbitrase.
Tantangan yang dihadapi lembaga arbitrase dinilai semakin kompleks dan rumit, terlebih dengan situasi ekonomi di mana negara-negara baru atau yang ekonominya berkembang semakin banyak, sedangkan negara-negara maju cenderung melindungi atau memperkuat posisinya, meningkatkan bisnis dan investasi lintas-batas yang dapat menimbulkan sengketa lintas-batas.
Menurut Ketua Badan Arbitrase Nasional Indonesia (BANI), M Husseyn Umar, lembaga-lembaga arbitrase perlu bekerja sama untuk menghadapi isu dan tantangan yang mereka miliki atau akan mereka hadapi di masa depan.
"Penting bagi lembaga-lembaga arbitrase untuk mengadakan komunikasi bersama yang serius atau bahkan mengadakan perjanjian kerja sama antarlembaga arbitrase untuk saling bertukar pendapat untuk menemukan solusi atas masalah-masalah atau isu-isu tertentu.," ujar Husseyn dalam sebuah konferensi di Bangkok, Thailand dengan tajuk "Thailand ADR Week 2019", Senin (20/5/2019).
Baca Juga: Giat Perkenalkan Arbitrase ke Akademisi, BANI Gandeng Unpad
Konferensi yang menekankan sejumlah isu dan topik dan juga tantangan dalam arbitrase dan alternatif penyelesaian sengketa internasional tersebut, dihadiri 14 negara,yakni Thailand, Hongkong, China, Singapura, Belanda, Australia, Bangladesh, Pakistan, Jerman, Jepang, Brunei Darussalam, Indonesia, dan Swiss. Kegiatan ini diawali dengan keynote address oleh M Husseyn Umar sebagai Presiden Asia Pacific Regional Arbitration Group (APRAG).
Acara ini terdiri dari international ADR conference, ICC conference, dan global mediation forum 2019. Konferensi ini diselenggarakan bersama oleh Thai Arbitration Centre (Thac), international chambers of commerce (ICC), dan international dispute resolution & risk management institute (IDRRMI).
Dalam acara sepanjang empat hari yang terdiri dari rangkaian konferensi di atas yang dihadiri oleh sekitar 160 peserta, diadakan pula penandatanganan kerja sama antara beberapa lembaga arbitrase di beberapa negara, antara lain BANI dengan Thac, dan BANI dengan Bangladesh International Arbitration Centre (BIAC).
"Penandatanganan perjanjian kerja sama ini merupakan bagian dari belasan perjanjian kerja sama BANI dengan lembaga–lembaga arbitrase di negara-negara lain di seluruh dunia," kata Husseyn.
Baca Juga: Peduli pada Dunia Arbitrase, BANI Adakan Sosialisasi di Perhumasri
Dalam conference yang menyajikan empat sesi setiap hari, Ketua BANI, M Husseyn Umar, dan Advisor BANI, Prof Colin Ong QC berpartisipasi aktif sebagai pembicara dalam salah satu sesi pada hari pertama dengan tema Managing International Investment Disputes.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Rosmayanti
Tag Terkait: