Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Global Connections
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Gencarkan Program PKBM, Pemerintah Gelontorkan Ribuan Alsintan

Gencarkan Program PKBM, Pemerintah Gelontorkan Ribuan Alsintan Kredit Foto: Kementan
Warta Ekonomi, Jakarta -

Modernisasi pertanian melalui penerapan alat mesin pertanian (alsintan) menjadi salah satu upaya pemerintah untuk mengantisipasi tenaga kerja petani yang makin berkurang, serta meningkatkan efisiensi usaha tani. Untuk itu, pemerintah menggelontorkan ribuan unit alsintan.

Guna memudahkan pengelolaan alsintan oleh petani, Dirjen Prasarana dan Sarana Pertanian (PSP) Kementerian Pertanian, Sarwo Edhy mengatakan, pihaknya kini menggencarkan program pengembangan Pertanian Korporasi Berbasis Mekanisasi (PKBM).

PKBM ini meliputi pembuatan gudang alsintan, legalisasi struktur organisasi, pelatihan manajemen, dan aplikasi UPJA Smart Mobile, dan penetapan petugas pendamping lapangan.

Baca Juga: Canggih! Kementan Luncurkan Alsintan yang Didukung Revolusi Industri 4.0

"Kegiatan ini sudah ada percontohannya di lima lokasi Kabupaten Tuban Jawa Timur, Sukoharjo Jateng, Konawe Selatan Sultera, Barito Kuala Kalsel, dan di Kabupaten Ogan Komering Ilir Sumsel," katanya melalui rilis yang diterima Senin (27/5/2019).

Sementara itu, Direktur Alsintan, Andi Nur Alam Syah menambahkan, PKBM dengan aplikasi UPJA Smart Mobile sudah diluncurkan tahun lalu di Jawa Tengah. Dengan aplikasi tersebut, petani akan lebih mudah untuk menyewa alsintan, baik traktor atau pun combine harvester karena sistemnya digital.

"Kami sudah uji coba di lima lokasi untuk pengembangan mekanisasi berbasis korporasi. Nantinya, tiap UPJA difasilitasi smart mobile. Jadi, ke depan ada Go-Jek Alsintan. Saat ini kami terus berupaya memperbaiki sistemnya," tutur Nur Alam Syah.

Alsintan, Banyak Untungnya

Selama ini melalui Direktorat Alsintan, Ditjen PSP telah menyalurkan bantuan alsintan tidak kurang dari 350 ribu unit. Terdiri dari traktor roda dua, traktor roda empat, pompa air, rice transplanter, cooper, cultivator, exavator, hand sprayer, implemen alat tanam jagung, dan alat tanam jagung semimanual.

Pada 2015, alsintan yang disalurkan sebanyak 54.083 unit. Pada 2016 sebanyak 148.832 unit, di 2017 sebanyak 82.560 unit, dan 2018 sebanyak 112.525 unit. Alsintan tersebut telah diberikan pada kelompok tani atau gabungan kelompok tani, UPJA, dan brigade alsintan. "Bantuan alsintan itu merupakan terbesar sepanjang sejarah Indonesia," ujarnya.

Sarwo menjelaskan, ada beberapa alasan pemerintah mendorong mekanisasi pertanian. Di antaranya, luas lahan pertanian makin menyusut yang diperkirkan konversi lahan mencapai 110 ribu hektare per tahun, usaha tani belum efisien, kehilangan hasil masih cukup tinggi.

Tenaga kerja petani juga makin berkurang. Apalagi, di sisi lain generasi muda banyak yang tidak mau terjun ke usaha tani karena alasan kotor dan panas.

Baca Juga: Kunjungi Kementan, Brazil Buka Peluang Ekspor Komoditas Pertanian Indonesia

"Karena faktor-faktor itu kami ingin dengan alsintan mengubah mindset petani dari bertani secara tradisional ke modern. Kami juga ingin usaha tani menjadi lebih efisien," katanya.

Sarwo mencontohkan, jika pengolahan lahan menggunakan tenaga manusia (cangkul), maka dalam 1 hektare sawah diperlukan 30-40 orang, lama pengerjaannya 240-400 jam per hektare, sedangkan biayanya mencapai Rp2-2,5 juta per hektare. Sementara dengan alsintan (traktor tangan) hanya diperlukan tenaga kerja dua orang, jumlah jam kerja hanya 16 jam per hektare, dan biayanya Rp900 ribu-RP1,2 juta per hektare.

Begitu juga saat panen. Jika menggunakan alsintan, ungkap Sarwo, hanya perlu 3 jam, sedangkan kalau menggunakan tenaga manusia perlu waktu satu minggu. Keuntungan lainnya adalah saat tanam bisa serentak karena pengolahan lahan bisa cepat sehingga petani bisa tanam tiga kali setahun.

"Dengan mekanisasi kita juga bisa selamatkan kehilangan hasil panen. Mutu hasil juga meningkat karena hasil panen relatif lebih bersih. Faktor-faktor tersebut secara langsung akan meningkatkan produktivitas tanaman," tukas Sarwo.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Rosmayanti

Bagikan Artikel: