Perusahaan-perusahaan kecil dan menengah China, yang kini dalam tekanan perang dagang dengan AS, kini sedang mempelajari kemungkinan untuk memindahkan kegiatannya ke Rusia.
Sebagaimana dilansir dari laman Rt.com, hal ini dikatakan oleh Sekjen China Overseas Development Association (CODA), He Zhenwei, sebelum acara St Petersburg International Economic Forum (SPIEF).
Menurut He, perdagangan antara AS dan China kebanyakan tergantung kepada perusahaan kecil dan menengah, sementara perdagangan bilateral dengan Rusia banyak melibatkan perusahaan besar.
Baca Juga: Orang Terkaya di China Was-Was! Akankah Perang Dagang Jadi Perang Teknologi?
“Saat ini banyak perusahaan-perusahaan China yang berorientasi ekspor mengalami masalah. Pemerintah AS sudah menaikan tarif untuk barang-barang dari China antara 10-25 persen. Kalau saja konsumen AS mau membayarnya, tidak masalah. Tapi kelihatannya bukan itu yang terjadi,” tambah He.
Untuk mengatasi masalah ini, lanjut He, perusahaan-perusahaan China saat ini sedang mati-matian bertahan hidup. “Mereka harus berpikir untuk memindahkan kegiatan produksinya ke Rusia, “ tambah He, “Barang-barang China yang diproduksi di Rusia selanjutnya bisa dijual di AS dan bahkan di Eropa.”
Baca Juga: Kalau China Tahan Rare Earth, Inilah Daftar Perusahaan AS yang Terkena Dampaknya
Perdagangan antara Rusia dan China tahun lalu meningkat 25 persen ke angka US$108 miliar. Menurut Presiden Rusia Vladimir Putin, China akan menjadi partner dagang Rusia nomor satu. Putin menambahkan, akhir-akhir ini kedua negara sedang menikmati hubungan ekonomi dan bisnis yang terbaik sepanjang sejarah.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Clara Aprilia Sukandar
Tag Terkait: