Nama Tim Mawar tengah menjadi perbincangan luas karena dituding terlibat kerusuhan pada 21-22 Mei lalu.
Kepala Staf TNI AD, Jenderal Andika Perkasa dinilai harus meluruskan simpang siurnya informasi yang mengaitkan Tim Mawar dengan Kopassus atau TNI AD.
"Bukan hanya membersihkan nama TNI AD, namun meluruskan kesimpangsiuran informasi," kata pengamat militer Connie Rahakundini Bakrie ketika dihubungi.
Tim Mawar dahulu memang merupakan sebuah tim kecil di dalam Kopassus, yang dianggap sebagai dalang penculikan aktivis 1998. Menurut Connie nama Kopassus harus dibersihkan dari Tim Mawar agar tak dikait-kaitkan lagi.
"Misalnya kalau mendengar Tim Mawar akan mengidentikan dengan TNI AD aktif dan tidak aktif," ujar Connie.
Dia juga berharap tak ada anggota TNI aktif yang loyal kepada purnawirawan atau pensiunan TNI dengan dalih jiwa korsa. Menurutnya, hal itu hanya ada di lingkungan militer saja. "Ketika sudah tidak (pensiun dari TNI) maka korsa selesai, adanya persahabatan," kata Connie.
Di sisi lain, Kepala Pusat Penerangan (Kapuspen) TNI, Brigjen Sisriadi menegaskan prajuritnya hanya loyal kepada Panglima TNI. Bukan kepada mantan pimpinan yang tak aktif.
"Loyalitas prajurit TNI lurus ke atas, dari prajurit kepada komandan, lalu komandan kepada Panglima TNI," kata Sisriadi di Kantor Kemenko Polhukam, Jakarta Pusat.
Karena itu masyarakat dinilai tidak perlu ragu dengan dugaan ada prajurit TNI yang masih loyal kepada mantan pimpinannya yang sudah tidak aktif di TNI. Dia menilai soliditas itu sudah teruji.
"Apalagi hanya karena berita-berita yang bersifat hoax dan provokatif, tidak akan mampu memporak-porandakan TNI dan soliditas TNI," ujar Sisriadi.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Cahyo Prayogo
Tag Terkait: